JAKARTA—SOALINDONESIA — Sinyal positif datang dari Eropa, tepatnya dari pentas Serie A Italia, di mana striker Bologna, Thijs Dallinga, kini menjadi sorotan utama PSSI. Spekulasi mengenai potensi naturalisasi Dallinga kembali mencuat setelah sang pemain tampak menghindari pertanyaan seputar kemungkinan membela Timnas Belanda.
Dalam sebuah wawancara terbaru, Dallinga menyatakan bahwa fokusnya saat ini sepenuhnya tertuju pada penampilan bersama Bologna. Meski pernyataan tersebut terdengar diplomatis, publik Indonesia justru menilai sikap itu sebagai sinyal terbuka bagi kemungkinan pendekatan dari PSSI.
Sumber internal menyebutkan bahwa PSSI telah memasukkan nama Dallinga ke dalam daftar prioritas naturalisasi, menyusul cedera yang dialami oleh penyerang andalan Timnas Indonesia, Ole Romeny. Absennya Romeny menciptakan kekosongan di lini depan yang dinilai bisa diisi oleh sosok sekelas Dallinga.
Potensi Pemain Termahal dalam Sejarah Timnas
Jika proses naturalisasi ini terealisasi, Thijs Dallinga berpotensi memecahkan rekor sebagai pemain termahal dalam sejarah Timnas Indonesia. Menurut situs transfermarkt, nilai pasar striker 25 tahun itu ditaksir mencapai Rp208,58 miliar. Dallinga sebelumnya bermain di Toulouse di Ligue 1 sebelum hijrah ke Serie A bersama Bologna, menunjukkan konsistensi dan naluri gol tajam di dua liga top Eropa.
Bagi PSSI, menggaet pemain seperti Dallinga bukan sekadar proyek jangka pendek. Kehadirannya diyakini akan meningkatkan level kompetitif Timnas Indonesia di ajang internasional, khususnya di tingkat Asia yang semakin kompetitif dalam beberapa tahun terakhir.
Reaksi Publik dan Harapan
Respons publik atas rumor ini cukup positif. Banyak yang menilai bahwa Dallinga, dengan karakter dan gaya bermainnya yang modern, bisa menjadi pelengkap sempurna untuk skema permainan Shin Tae-yong. Keputusan Dallinga untuk belum mengunci komitmen dengan Timnas Belanda juga dipandang sebagai celah strategis bagi Indonesia untuk bergerak cepat.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari PSSI maupun perwakilan Dallinga mengenai komunikasi langsung antara kedua belah pihak. Namun, dengan semakin terbukanya peluang dan urgensi penguatan lini depan, langkah konkret dari federasi tampaknya hanya tinggal menunggu waktu.