SoalIndonesia—Jakarta — Anggota DPR RI Fraksi Gerindra sekaligus seniman ternama, Melly Goeslaw, menyampaikan pandangan kritis dalam rapat bersama Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan. Dalam forum tersebut, ia menegaskan pentingnya langkah strategis yang lebih serius dalam menghadapi tantangan pelestarian budaya di tengah perubahan zaman dan pola pikir generasi muda saat ini.
Melly menyoroti kenyataan bahwa banyak karya seni dan budaya bernilai tinggi mulai terpinggirkan dari perhatian publik, khususnya generasi Z. Ia mencontohkan film legendaris Lara Jonggrang yang sempat menjadi salah satu ikon perfilman budaya pada era 1980-an, namun kini nyaris tidak lagi dikenal luas oleh generasi muda. Sebaliknya, ikon-ikon besar seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan memang masih populer, tetapi hanya sebagian kecil dari kekayaan warisan budaya Indonesia yang sebenarnya jauh lebih luas dan beragam.
Menurut Melly, kondisi tersebut menunjukkan adanya jarak antara warisan budaya dengan generasi penerus bangsa. Ia menekankan bahwa seni dan budaya tidak hanya memiliki nilai estetika, melainkan juga memuat fungsi strategis sebagai sarana edukasi, komunikasi, dan penguatan identitas nasional.
“Seni itu bukan semata-mata hiburan. Ia adalah bahasa yang bisa menyatukan, mengajarkan nilai, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap jati diri bangsa. Tantangan kita adalah bagaimana mengemasnya agar dapat diterima dengan baik oleh generasi muda, tanpa kehilangan esensi dan nilai luhur yang terkandung di dalamnya,” tegas Melly.
Sebagai figur publik yang telah lama berkarya di dunia seni sekaligus menjalankan tugas sebagai wakil rakyat, Melly menilai bahwa pelestarian budaya tidak dapat dilakukan secara parsial. Ia mendorong adanya kolaborasi lintas kementerian, baik di bidang pendidikan, pariwisata, maupun komunikasi, untuk memperluas jangkauan kampanye pelestarian budaya. Menurutnya, sinergi tersebut sangat penting agar warisan budaya Indonesia tidak hanya dipandang sebagai artefak masa lalu, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari generasi sekarang dan mendatang.
“Kalau kita mampu menghadirkan seni dan budaya dengan pendekatan yang sesuai zaman, generasi muda akan merasa bahwa budaya itu milik mereka, bukan sekadar peninggalan. Dari situlah rasa memiliki dan kebanggaan bisa tumbuh,” tambahnya.
Pandangan Melly Goeslaw ini memperlihatkan komitmen kuatnya untuk memastikan warisan budaya Indonesia tetap hidup, relevan, dan menjadi fondasi identitas nasional. Ia menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan hanya soal menjaga masa lalu, tetapi juga tentang menyiapkan masa depan yang berakar pada kekayaan nilai bangsa sendiri.