JAKARTA – SOALINDONESIA – Di tengah derasnya arus konten digital, masa depan anak Indonesia bergantung pada kualitas tayangan yang mereka konsumsi. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) kembali menggelar Anugerah Penyiaran Ramah Anak (APRA) 2025 sebagai bentuk apresiasi kepada program televisi dan radio yang mengutamakan nilai edukasi, moral, dan perlindungan anak.
Ketua KPI Pusat, Tulus Santoso, menegaskan bahwa siaran yang ramah anak bukan sekadar kewajiban moral, tetapi investasi untuk masa depan bangsa.
“Siaran yang melindungi anak akan mencetak generasi tangguh,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Tantangan di Era Digital
KPI mengakui tantangan semakin besar di tengah hadirnya platform digital yang tidak memiliki regulasi seketat penyiaran konvensional. Namun, Tulus berharap industri penyiaran tetap konsisten menjaga kualitas program agar anak Indonesia terlindungi dari konten negatif.
Peserta dan Kategori
APRA 2025 diikuti 58 program televisi dan 100 program radio dari seluruh Indonesia. Para peserta akan bersaing dalam 10 kategori, seperti animasi, dokumenter, berita anak, hingga program dongeng. Selain itu, terdapat enam penghargaan khusus seperti Televisi Ramah Anak dan Radio Ramah Anak.
Malam Puncak
Pemenang akan diumumkan pada malam puncak yang digelar September 2025, dengan penampilan dari Quin Salman dan Rara Sudirman. Penjurian melibatkan DPR RI, akademisi, serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).