SoalIndonesia—Jakarta – Sebuah potongan video dari ruang rapat DPR RI belakangan ramai dibicarakan publik. Dalam rekaman itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar tampak khusyuk berdzikir sambil memegang tasbih, di tengah riuhnya pembahasan bersama para anggota dewan.
Momen sederhana itu ternyata menyentuh banyak hati. Bagi sebagian warganet, sikap sang menteri menjadi pengingat bahwa di balik hiruk pikuk politik dan perdebatan yang kadang keras, ada ruang sunyi yang bisa tetap dihadirkan: mengingat Tuhan.
“Indah sekali, ketika seorang pejabat tetap menghadirkan dzikir di tengah kesibukan duniawi,” tulis seorang pengguna X yang menuai banyak tanda suka.
Tak sedikit pula yang menyampaikan sindiran bernuansa jenaka, bahwa rapat dengan anggota DPR memang “mewajibkan” seseorang untuk banyak berdzikir. Namun di balik komentar-komentar itu, banyak yang mengapresiasi ketenangan dan kekhusyukan yang ditunjukkan Nasaruddin Umar.
Fenomena ini juga memunculkan refleksi: pejabat negara tidak hanya dituntut untuk cakap dalam urusan administrasi dan politik, tetapi juga bisa memberi teladan spiritual di ruang-ruang publik. Dzikir di ruang sidang, betapapun sederhana, menjadi isyarat bahwa kekuasaan dan tanggung jawab tetap bersandar pada yang Maha Kuasa.
Hingga kini belum ada tanggapan resmi dari Kementerian Agama terkait viralnya video tersebut. Namun satu hal yang pasti, momen itu menghadirkan pesan yang menyejukkan: di mana pun, bahkan di forum paling formal sekalipun, hati tetap bisa terikat dengan Sang Pencipta.