Kitasulsel–JAKARTA Menteri Ketenagakerjaan RI, Yassierli, mengungkapkan bahwa angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi. Pernyataan ini merujuk pada data BPJS Ketenagakerjaan yang mencatat 141 ribu kasus kecelakaan kerja sepanjang tahun 2024.
“Kita masih punya pekerjaan rumah yang besar. Angka kecelakaan itu masih tinggi, artinya tempat kerja kita masih rentan,” ujar Yassierli saat membuka Workshop Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Sinergi untuk Penguatan Budaya K3
Workshop ini diikuti oleh lebih dari 300 perwakilan serikat pekerja dan buruh dari berbagai daerah. Dalam kesempatan tersebut, Menaker berharap para pekerja dapat menjadi agen perubahan dalam memperkuat budaya K3 di tempat kerja masing-masing.
Ia juga menekankan pentingnya peran pimpinan perusahaan dalam menjadikan pekerja sebagai aset penting. “Perusahaan harus memberikan ruang bagi pekerja untuk terlibat dalam penguatan K3. Kesehatan dan keselamatan kerja bukan sekadar kewajiban, tapi bentuk penghargaan terhadap kemanusiaan,” tegasnya.
K3 sebagai Indikator Peradaban Bangsa
Senada dengan Menaker, Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat yang turut hadir menyampaikan bahwa penerapan K3 mencerminkan tingkat peradaban sebuah bangsa.
“Kalau kita bicara peradaban, maka ini bukan hanya tugas Menteri atau BPJS, tapi tugas kita semua. K3 adalah cara kita menunjukkan bahwa kita menghargai hidup dan keselamatan manusia,” ujar Jumhur.
BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Pendekatan Preventif
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro, menyampaikan bahwa selama ini pihaknya lebih banyak bergerak dalam aspek kuratif dan rehabilitatif. Namun, dengan sinergi lintas sektor, pihaknya kini berupaya memperkuat pendekatan promotif dan preventif.
“Kami ingin seluruh pendekatan dari pencegahan hingga pemulihan saling melengkapi. Harapannya, budaya K3 bisa semakin kokoh dan menyatu dalam setiap aktivitas kerja,” jelas Pramudya.
Laporan dan Inisiatif K3 oleh BPJS Ketenagakerjaan
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia, memaparkan bahwa pada tahun 2025, BPJS telah menjalankan berbagai inisiatif promotif dan preventif. Beberapa di antaranya meliputi:
Program “Pasar Budaya K3” untuk intervensi perencanaan K3 di perusahaan.
Pelatihan K3 untuk Rumah Sakit yang diselenggarakan di Surabaya, Bali, dan Jakarta.
Seminar Mental Health & Healthy Lifestyle, diikuti 250 pekerja Gen Z.
Defensive Driving Training untuk lebih dari 600 pekerja dengan mobilitas tinggi.
Distribusi Alat Pelindung Diri (APD) bagi perusahaan peserta aktif.
Roswita menutup laporannya dengan harapan besar terhadap kontribusi bersama dalam memperkuat K3.
“Semoga sinergi ini mampu menghadirkan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif bagi seluruh pekerja Indonesia,” pungkasnya.