SOALINDONESIA–JAKARTA Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) bersama Emil Salim Institute akan menyelenggarakan Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 di Jakarta, pada 21–23 Oktober mendatang. Forum ini diinisiasi sebagai wadah kolaborasi nasional yang strategis untuk menghadapi krisis iklim yang semakin nyata.
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menekankan bahwa krisis iklim bukan hanya menjadi tanggung jawab satu pihak, melainkan membutuhkan kerja sama lintas sektor: pemerintah, swasta, masyarakat sipil, dan organisasi non-pemerintah.
“Menghadapi krisis iklim kita bukan berkompetisi, tapi kolaborasi. Karena itu, MPR hadir bukan hanya sebagai rumah kebangsaan, tetapi juga rumah kolaborasi,” ujar Eddy dalam keterangan tertulis, Selasa (23/9).
Forum Strategis Menuju COP 30
ICCF 2025 dirancang sebagai platform penting menjelang Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) ke-30 UNFCCC yang akan digelar di Belém, Brasil, pada November 2025. Forum ini akan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan nasional untuk merumuskan solusi konkret terhadap tantangan perubahan iklim.
“ICCF akan memperkuat posisi diplomasi iklim Indonesia secara global dan menjadi bagian dari proses konsultatif nasional yang strategis,” tambah Eddy.
Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat dalam pengendalian emisi gas rumah kaca melalui dokumen Nationally Determined Contribution (NDC). Negara ini menargetkan penurunan emisi sebesar 31,89% secara mandiri dan hingga 43,2% dengan dukungan internasional pada 2030.
Krisis Iklim dan Tuntutan Solusi Nyata
ICCF 2025 akan membahas berbagai isu aktual, termasuk ketahanan pangan, energi, air, wilayah, hingga krisis sampah yang semakin mengkhawatirkan. Forum ini bertujuan agar berbagai ide besar tentang penanganan perubahan iklim dapat terintegrasi ke dalam kebijakan nasional secara konkret dan berkelanjutan.
Wakil Ketua MPR RI itu menegaskan bahwa kolaborasi menjadi fondasi dalam menghadapi tantangan krisis iklim yang kompleks dan multidimensi.
Hasil Konkret: Policy Brief dan Deklarasi Bersama
Ketua Yayasan Era Sharaddha Indonesia, Amelia F Salim, yang membawahi Emil Salim Institute, menyampaikan bahwa ICCF 2025 diharapkan tidak hanya menghasilkan diskusi, tapi juga dokumen kebijakan nyata.
“Hasil ICCF 2025 akan dirangkum dalam Policy Brief komprehensif dan Deklarasi Bersama untuk memperkuat komitmen nasional dalam penanganan iklim,” kata Amelia.
Dokumen tersebut akan mencakup penguatan NDC Indonesia, roadmap adaptasi iklim, serta strategi pembiayaan berkelanjutan yang bisa diimplementasikan lintas sektor.
“ICCF adalah momentum penting memperkuat kesadaran publik dan merumuskan solusi nyata. Ketahanan energi, air, pangan, dan wilayah harus menjadi agenda bersama seluruh elemen bangsa, bukan hanya pemerintah,” tegasnya.
Mengangkat Semangat Prof. Emil Salim
Forum ini terinspirasi oleh pemikiran tokoh lingkungan hidup nasional, Prof. Emil Salim, yang sejak lama menekankan pentingnya kelestarian lingkungan sebagai dasar keberlanjutan hidup bangsa.
Dengan membawa semangat itu, ICCF 2025 diharapkan menjadi landasan moral dan intelektual dalam merespons tantangan perubahan iklim—bukan hanya sebagai diskursus global, tapi sebagai bagian dari tanggung jawab kolektif seluruh bangsa Indonesia.