SOALINDONESIA–JAKARTA Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) membutuhkan kepemimpinan terbaik untuk menghadapi tantangan pertahanan di masa depan.
Dalam amanatnya saat memimpin upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 TNI di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Minggu pagi, Presiden menyatakan bahwa senioritas tidak harus menjadi tolok ukur utama dalam seleksi pemimpin di tubuh TNI.
“Saya memberi izin kepada Panglima TNI dan kepala staf dalam rangka seleksi kepemimpinan tidak perlu selalu memperhitungkan senioritas. Yang penting prestasi, pengabdian, cinta tanah air,” ujar Presiden Prabowo dengan tegas.
Pernyataan itu ditujukan langsung kepada Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali, serta Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI M. Tonny Harjono, yang hadir di barisan pimpinan upacara.
Evaluasi Kepemimpinan Harus Berkala
Presiden Prabowo menekankan pentingnya keteladanan dalam kepemimpinan militer, serta menolak keberadaan pemimpin yang tidak kompeten dalam tubuh TNI.
“Saya atas nama negara, bangsa, dan rakyat, saya ingatkan semua unsur pimpinan TNI dari setiap eselon, dari setiap tingkatan, harus selalu membina diri, dan harus selalu memberi contoh. Kepemimpinan di TNI harus kepemimpinan keteladanan, harus kepemimpinan ‘ing ngarso sung tulodo’, memberikan contoh di depan. Tidak ada tempat untuk pemimpin-pemimpin yang tidak kompeten, tidak profesional, yang tidak mengerti tugasnya,” tegas Presiden.
Ia juga menyampaikan bahwa dirinya secara berkala memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap jajaran kepemimpinan TNI.
“Prajurit kita berhak dan menuntut kepemimpinan yang terbaik,” sambungnya di hadapan lebih dari 8.000 prajurit yang hadir secara langsung di lokasi.
TNI Harus Terus Menggembleng Diri
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo memberikan instruksi kepada seluruh jajaran TNI untuk tidak berpuas diri dan terus mempersiapkan diri menghadapi dinamika global yang cepat berubah.
“TNI harus terus menyiapkan diri, terus membina diri, melatih diri, menggembleng diri, mendalami segala ilmu yang dibutuhkan, mengikuti perkembangan zaman, mengikuti perkembangan teknologi. TNI tidak boleh ketinggalan, TNI tidak boleh lengah,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kesiapan itu hanya bisa diwujudkan jika TNI memiliki pemimpin-pemimpin yang visioner, tegas, dan mampu memberi arah.
Upacara Pertama Prabowo sebagai Presiden di HUT TNI
Upacara peringatan HUT ke-80 TNI ini menjadi yang pertama dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto sejak resmi menjabat sebagai Presiden RI. Upacara dimulai sekitar pukul 08.00 WIB dengan seluruh unsur TNI menunjukkan kesiapan dan profesionalisme di hadapan para undangan serta masyarakat yang menyaksikan.
Dalam acara yang digelar megah di Silang Monas tersebut, warna biru muda mendominasi dekorasi mimbar kehormatan, warna yang menjadi ciri khas Presiden Prabowo sejak awal masa pemerintahannya.
TNI Tampilkan Kekuatan Penuh: 133 Ribu Prajurit dan 1.047 Alutsista
Peringatan HUT kali ini melibatkan lebih dari 133.000 prajurit TNI dari tiga matra yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara itu, sebanyak 1.047 alat utama sistem persenjataan (alutsista) turut ambil bagian dalam parade militer (defile) yang digelar secara megah di lokasi acara.
Yang menjadi sorotan lainnya, seluruh jajaran TNI mengenakan seragam PDL (Pakaian Dinas Lapangan) terbaru dengan corak loreng yang berbeda dari seragam lama, menandai wajah baru TNI yang lebih modern dan adaptif.
Infografis Ragam HUT Ke-80 TNI
Tema: TNI Prima – TNI Rakyat: Indonesia Maju
Makna:
TNI Prima: Profesional, Responsif, Integratif, Modern, Adaptif
TNI Rakyat: TNI sebagai bagian dari rakyat dan bersumber dari kekuatan rakyat
Jumlah personel dikerahkan: ±133.000 prajurit
Alutsista tampil: 1.047 unit dari tiga matra
Seragam baru: PDL loreng dengan desain terbaru
Dekorasi utama: Biru muda, identik dengan kepemimpinan Presiden Prabowo