SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat meningkat sesuai target pemerintah dalam beberapa tahun mendatang. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2026 mencapai 5,4 persen, dan terus naik hingga 6–7 persen dalam jangka menengah.
Airlangga menyebut, salah satu kunci pencapaian target ambisius tersebut adalah percepatan ekspansi Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, lembaga pengelola dana investasi negara yang dibentuk untuk memperkuat pembiayaan pembangunan nasional.
“Dan kita berharap pada tahun tersebut Danantara sudah tidak di landasan, sudah mulai terbang. Nah ini menjadi kunci,” ujar Airlangga dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta Selatan, Kamis (16/10).
Danantara Didorong Jadi Penggerak Investasi Nasional
Airlangga menilai Danantara memiliki posisi strategis dalam memperkuat pembiayaan proyek-proyek produktif dan mendorong investasi swasta di berbagai sektor prioritas, mulai dari infrastruktur, energi terbarukan, pangan, hingga industri strategis.
Ia berharap lembaga tersebut dapat beroperasi lebih agresif dalam mengakselerasi investasi dan menjadi katalis utama pertumbuhan ekonomi.
“Pemerintah ingin agar Danantara menjadi pendorong utama investasi nasional, bukan hanya menempatkan dana, tetapi membangun ekosistem investasi yang kuat dan kredibel,” jelas Airlangga.
Target Investasi USD 5 Miliar pada 2025
Sementara itu, Managing Director Danantara, Arief Budiman, menegaskan bahwa pihaknya menargetkan penanaman modal senilai USD 5 miliar atau sekitar Rp 82,85 triliun (dengan kurs Rp 16.571) untuk direalisasikan dalam sisa waktu tahun 2025.
“Untuk tahun 2025 diharapkan kita bisa melakukan investasi sekitar USD 5 miliar dalam 6–9 bulan yang tersisa,” kata Arief Budiman dalam acara Sumitronomics di Hotel JS Luwansa, Jakarta, dikutip Jumat (16/10).
Arief menjelaskan bahwa investasi memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, pada tahun 2024, kontribusi investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai sekitar 29 persen.
Fokus pada Sektor Strategis dan Likuiditas Pasar
Menurut Arief, Danantara saat ini tengah memfokuskan diri pada instrumen investasi yang bersifat likuid dan berisiko rendah di tahap awal, seperti Surat Berharga Negara (SBN). Namun ke depan, portofolio akan diperluas ke pasar saham (public equity) dan investasi langsung di sektor riil.
“Kita ingin di public market equity juga, tapi itu perlu likuiditas lebih besar. Sekarang likuiditas kita masih Rp 1 miliar per hari, kita target bisa naik jadi Rp 5 sampai Rp 8 miliar per hari,” jelas Arief.
Pertumbuhan Ekonomi Nasional Masih Positif
Pemerintah optimistis bahwa dengan kombinasi kebijakan fiskal yang ekspansif, investasi yang meningkat, serta stabilitas politik yang terjaga, perekonomian Indonesia akan tumbuh lebih cepat dalam beberapa tahun ke depan.
Airlangga menambahkan, strategi kolaboratif antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta akan memperkuat fundamental ekonomi dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
“Pertumbuhan 6 hingga 7 persen bukan tidak mungkin, asalkan semua pihak bekerja sama mempercepat investasi dan menjaga stabilitas makroekonomi,” pungkas Airlangga.











