SOALINDONESIA–JAKARTA Pemerintah Indonesia akan melanjutkan negosiasi tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa Indonesia menargetkan hasil negosiasi yang sepadan dengan kesepakatan yang sebelumnya diperoleh Malaysia.
Pernyataan tersebut disampaikan Airlangga usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta, Rabu (29/10/2025), sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Kamis (30/10/2025).
“Indonesia akan melanjutkan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat setelah penyelenggaraan KTT APEC akhir bulan ini, terutama terkait aspek legal drafting yang masih harus dibahas dengan pihak AS,” ujar Airlangga.
Ia menambahkan, pemerintah berharap dapat memperoleh kesepakatan tarif nol persen untuk sejumlah komoditas strategis Indonesia, seperti kelapa sawit, kakao, dan karet, yang tidak dapat diproduksi di Amerika Serikat.
“Kita sudah bicarakan untuk produk-produk yang Amerika tidak bisa produksi seperti kelapa sawit, kakao, dan karet, itu seluruhnya diberikan tarif nol persen. Kita juga meminta perlakuan serupa untuk komoditas yang menjadi bagian rantai pasok industri kesehatan,” pungkasnya.
Ekonomi Indonesia Tunjukkan Ketahanan dan Tren Positif
Selain membahas isu perdagangan, Menko Airlangga juga menyoroti kondisi ekonomi nasional yang dinilai masih solid dan menunjukkan daya tahan kuat di tengah dinamika global.
“Relatif perekonomian dari berbagai indeks angkanya cukup baik. Beberapa indikator terkait konsumsi juga masih positif—misalnya indeks konsumen masih di atas 100 sampai 115, ritel tumbuh 5,8%, dan PMI berada di level 50,4,” jelasnya.
Dari sisi investasi, realisasi investasi nasional hingga triwulan ketiga 2025 telah mencapai Rp1.434,3 triliun. Selain itu, Mandiri Spending Index tercatat naik hingga 297 menjelang akhir tahun, sejalan dengan peningkatan kinerja perbankan dan kapasitas industri.
“Kegiatan produksi juga meningkat, terlihat dari kenaikan utilisasi kapasitas industri yang menandakan roda ekonomi terus bergerak,” kata Airlangga.
Program Unggulan dan Regulasi Pendukung 2026–2027
Menko Airlangga mengungkapkan, pemerintah tengah menyiapkan program unggulan lintas sektor yang akan dilanjutkan pada 2026 dengan dukungan berbagai regulasi baru.
“Regulasi pendukung sudah disiapkan, seperti perpanjangan PPh final untuk UMKM hingga 2027, PPh 21 untuk sektor pariwisata dan industri padat karya, serta PPN DTP untuk sektor perumahan. Pemerintah juga memberikan insentif berupa diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian,” jelasnya.
Presiden Prabowo, lanjut Airlangga, memberikan perhatian khusus terhadap sektor pertanian, kelautan, dan perikanan, terutama pada program hilirisasi dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam.
“Bapak Presiden juga mendengarkan paparan program di berbagai sektor, termasuk hilirisasi pertanian, revitalisasi tambak pantura seluas 20 ribu hektare, pengembangan tambak udang terintegrasi di Nusa Tenggara Timur, modernisasi kapal, serta program Makan Bergizi Gratis,” paparnya.
Seluruh kementerian teknis, kata Airlangga, telah menyiapkan laporan dan jadwal implementasi program-program unggulan tersebut, yang akan terus dipantau pelaksanaannya hingga akhir 2025.
“Hampir seluruh kementerian berbicara tentang program prioritas Presiden, dan semua akan dimonitor hingga akhir tahun ini,” ujarnya.
Menuju Perdagangan dan Pertumbuhan yang Berkelanjutan
Dengan berlanjutnya negosiasi dagang dengan AS dan penguatan program ekonomi domestik, pemerintah optimistis dapat meningkatkan ekspor, memperluas investasi, serta menjaga stabilitas ekonomi nasional.
“Kita ingin agar hasil negosiasi dan program ekonomi ini memberikan dampak langsung bagi masyarakat, memperkuat daya saing, serta membuka lebih banyak lapangan kerja,” tutup Airlangga.











