SOALINDONESIA–GYEONGJU Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, di Ruang Agenas, Hotel Lahan Select, Gyeongju, pada Jumat (31/10/2025). Pertemuan digelar di sela-sela KTT APEC 2025 dan membahas isu pendidikan, pertanian, hingga perdagangan bilateral.
Dorong Kolaborasi Pendidikan dan Pertanian
Dalam pertemuan itu, Prabowo menekankan pentingnya pertukaran pengalaman dan penguatan kolaborasi di sektor pendidikan, pertanian, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Ia menyampaikan rencana untuk mengirim lebih banyak mahasiswa Indonesia, khususnya mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi, belajar di Selandia Baru.
“Kerja sama di bidang pertanian dan pendidikan penting. Kita juga ingin kirim lebih banyak mahasiswa untuk belajar kedokteran dan kedokteran gigi. Kita sangat butuh dokter dan dokter gigi,” ujar Prabowo.
Selain itu, Presiden juga meminta bantuan PM Luxon untuk mengirim guru-guru Selandia Baru ke Indonesia guna mengajar kursus Bahasa Inggris dan mendukung pekerja Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri.
“Kalau ada guru-guru dari Selandia Baru yang bisa bantu, kita ingin menambah sekolah atau kursus Bahasa Inggris untuk pekerja kita,” tambahnya.
Perkuat Hubungan Perdagangan
Kedua pemimpin juga membahas upaya memperkuat kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Selandia Baru yang telah terjalin sejak 2018. Prabowo menekankan komitmen kedua negara untuk terus meningkatkan kerja sama di berbagai sektor.
“Perdagangan bilateral kita meningkat hampir 10 persen setiap tahun selama lima tahun terakhir. Namun, saya yakin kita bisa berupaya lebih baik lagi,” ujar Prabowo.
PM Luxon menegaskan dukungannya untuk memperkuat hubungan perdagangan dan mengapresiasi peran Indonesia dalam peningkatan ASEAN Comprehensive Strategic Partnership (CSP) dengan Selandia Baru.
“Dengan adanya peningkatan ASEAN CSP, RCEP, dan pemuktahiran ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA), kita memiliki mekanisme kawasan yang kuat untuk mempercepat hubungan perdagangan antara kedua negara,” kata Luxon.
Pertemuan juga menyoroti pentingnya memperluas akses pasar dan mendorong peningkatan nilai perdagangan bilateral, yang pada 2024 mencapai USD 1,91 miliar.
Suasana Hangat dan Bersahabat
Pertemuan berlangsung dalam suasana hangat dan bersahabat, dengan kedua pemimpin sepakat untuk mendorong implementasi kerja sama konkret yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat kedua negara sekaligus memperkuat stabilitas kawasan Indo-Pasifik.











