SOALINDONESIA–JAKARTA Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor menegaskan bahwa Program Pemagangan Lulusan Perguruan Tinggi bukan sekadar kegiatan magang biasa, melainkan langkah strategis pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing global.
Menurutnya, program ini dirancang untuk membekali para lulusan perguruan tinggi dengan keterampilan teknis, kemampuan adaptasi, komunikasi, serta etos kerja yang kuat agar siap menghadapi tantangan dunia kerja modern.
“Program pemagangan adalah jembatan emas menuju dunia kerja yang sesungguhnya. Di sini, para lulusan bukan hanya belajar bekerja, tetapi juga membangun karakter dan kompetensi yang dibutuhkan industri,” ujar Afriansyah Noor saat Sosialisasi Program Pemagangan Lulusan Perguruan Tinggi Batch II di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA)
Afriansyah mengapresiasi komitmen Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) yang memiliki 163 kampus di seluruh Indonesia dengan jumlah lulusan sekitar 30.000 orang per tahun. Ia menyebut, sinergi antara Kemnaker dan PTMA akan memperluas jangkauan penempatan peserta pemagangan di berbagai sektor.
Para lulusan tersebut, kata dia, berpeluang mengikuti program magang di unit amal usaha Muhammadiyah seperti rumah sakit, klinik, rumah bersalin, lembaga pendidikan, hingga layanan publik di kementerian, lembaga, pemerintah daerah, BUMN/BUMD, serta sektor swasta lainnya.
“Insya Allah, kolaborasi ini akan memberikan kontribusi baru yang berkualitas. Kita ingin agar lulusan kampus-kampus Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menjadi tenaga kerja profesional yang tidak hanya cerdas, tapi juga berakhlak,” tutur Afriansyah.
Perkuat Kolaborasi Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja
Wamenaker menekankan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen memperkuat hubungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja melalui program pemagangan terstruktur dan berbasis kebutuhan industri.
“Masa depan tenaga kerja Indonesia tidak ditentukan oleh ijazah semata, tetapi oleh kualitas kompetensi, karakter, dan pengalaman kerja nyata yang diperoleh sejak dini,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa sinergi dengan lembaga pendidikan seperti PTMA akan memperkuat peran kampus sebagai pusat pembentukan insan beriman, berilmu, dan berdaya saing global, sejalan dengan semangat amar ma’ruf nahi munkar dalam mewujudkan tenaga kerja berakhlak mulia.
Program Magang Batch II Dibuka, Kuota Naik Empat Kali Lipat
Setelah sukses meluncurkan Program Pemagangan Nasional Lulusan Perguruan Tinggi Batch I pada 20 Oktober 2025 dengan kuota 20.000 peserta, pemerintah kini membuka Batch II mulai awal November 2025 dengan target 80.000 peserta.
Kenaikan kuota ini menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam mempercepat transisi lulusan perguruan tinggi ke dunia kerja nyata, sekaligus menekan tingkat pengangguran terdidik.
“Transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja merupakan fase penting yang harus difasilitasi dengan baik agar tidak terjadi kesenjangan antara keterampilan dengan kesempatan kerja,” jelas Afriansyah.
Program ini, lanjutnya, merupakan bagian dari program prioritas nasional di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan pembangunan SDM unggul sebagai pondasi utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Investasi Jangka Panjang untuk Generasi Muda
Melalui Program Pemagangan Lulusan Perguruan Tinggi, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi muda yang siap bersaing, memiliki etos kerja kuat, serta mampu berkontribusi pada pembangunan nasional.
“Ini bukan hanya soal kerja, tapi soal masa depan bangsa. Pemagangan adalah investasi jangka panjang dalam membangun manusia Indonesia yang produktif, berdaya saing, dan berintegritas,” tegas Afriansyah.











