Menu

Mode Gelap

News · 4 Nov 2025 15:54 WITA

Bahlil Lapor ke Prabowo: Target Listrik Desa 2030, Produksi Minyak Lampaui APBN, dan Indonesia Siap Berdaulat Energi


 Bahlil Lapor ke Prabowo: Target Listrik Desa 2030, Produksi Minyak Lampaui APBN, dan Indonesia Siap Berdaulat Energi Perbesar

SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memaparkan sederet capaian dan rencana strategis sektor energi nasional kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/11/2025). Dalam laporannya, Bahlil menyoroti progres program listrik desa, peningkatan produksi minyak nasional, hingga kesiapan Indonesia menuju kedaulatan energi pada 2026.

Bahlil menegaskan, pemerintah menargetkan seluruh desa dan dusun di Tanah Air akan teraliri listrik paling lambat pada 2030 mendatang. “Sesuai arahan Bapak Presiden, untuk listrik desa 2029–2030 dari 5.700 desa dan 4.400 dusun, itu harus selesai semua,” ujarnya dalam siaran pers Kementerian ESDM, Selasa (4/11/2025).

Untuk mewujudkan target itu, Kementerian ESDM akan mempercepat program penyediaan listrik desa di 10.068 lokasi hingga 2029. Program tersebut ditujukan untuk menjangkau 1,28 juta calon pelanggan baru. Khusus tahun 2025, pemerintah menargetkan penyediaan akses listrik di 1.285 lokasi untuk 77.616 pelanggan baru.

Produksi Minyak Lampaui Target

Selain program elektrifikasi desa, Bahlil juga melaporkan capaian positif produksi minyak nasional. Hingga November 2025, produksi minyak Indonesia telah melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yakni 605.000 barel per hari.

READ  Audit Ketat Usai Longsor, Operasional Tambang Freeport Indonesia Belum Diizinkan Jalan

Menurutnya, peningkatan lifting minyak berpotensi terus berlanjut melalui program perbaikan tata kelola sumur tua. Saat ini, pemerintah telah menginventarisasi sekitar 45.000 sumur tua untuk dikelola bersama koperasi, UMKM, maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Capaian tersebut turut berkontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor energi. Dari target sekitar Rp260 triliun pada 2025, realisasi PNBP saat ini telah mencapai 74–75 persen.

Tak Lagi Impor Solar Mulai 2026

Dalam kesempatan yang sama, Bahlil juga menegaskan bahwa Indonesia siap memasuki era kedaulatan energi. Salah satu langkah nyata adalah penghentian impor solar mulai 2026, seiring dengan beroperasinya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan.

“RDMP kilang kita yang di Balikpapan insyaallah 10 November ini akan kita resmikan. Kalau kita dorong B50 lagi untuk ke depan, berpotensi untuk supply kita bisa lebih dari cukup terhadap solar, bahkan bisa ekspor,” jelasnya.

READ  Indonesia-Brasil Sepakat Kembangkan Bioetanol, Bahlil: Kita Akan Belajar dari yang Terbaik

Menurut Bahlil, kebijakan ini merupakan tindak lanjut langsung dari instruksi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian energi nasional. “Ini semua perintah Bapak Presiden, dan kami akan pastikan dijalankan dengan baik,” tegasnya.

Menuju Kedaulatan Energi

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan kebijakan mandatori Biodiesel B50 — yakni bahan bakar solar dengan campuran 50 persen bahan nabati (fatty acid methyl ester/FAME) — untuk mendukung penghentian impor solar mulai tahun depan.

“Atas arahan Bapak Presiden Prabowo, sudah diputuskan bahwa 2026 insya Allah akan kita dorong ke B50. Dengan demikian, tidak lagi kita melakukan impor solar ke Indonesia,” ujar Bahlil dalam forum Investor Daily Summit 2025, dikutip Jumat (10/10/2025).

Bahlil menilai kebijakan B50 merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan energi sekaligus mengoptimalkan potensi sawit nasional. “Dengan B50, kita maksimalkan potensi sawit dalam negeri, kita perkuat ekonomi petani, dan yang terpenting, ketahanan energi nasional berada di tangan kita sendiri,” tuturnya.

READ  JPU Minta Hakim Tolak Eksepsi Eks Dirut Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan dalam Kasus Korupsi Tata Kelola Minyak

Kementerian ESDM mencatat, pemanfaatan biodiesel sepanjang 2020–2025 telah menghemat devisa hingga 40,71 miliar dolar AS. Dengan penerapan B50, potensi penghematan tambahan diproyeksikan mencapai 10,84 miliar dolar AS hanya dalam satu tahun.

Secara teknis, program B50 akan menutup seluruh kebutuhan impor solar yang tersisa di bawah kebijakan B40 saat ini. Pada 2025, impor solar diperkirakan mencapai 4,9 juta kiloliter atau 10,58 persen dari total kebutuhan nasional. Implementasi B50 akan menghilangkan ketergantungan tersebut dan menjadikan pasokan solar sepenuhnya berasal dari sumber domestik.

Dengan capaian dan langkah tersebut, Bahlil optimistis Indonesia kini berada di jalur yang tepat menuju kemandirian energi. “Kita ingin memastikan energi Indonesia, dari desa sampai kota, dari hulu hingga hilir, berdiri di atas kaki kita sendiri,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

Baca Lainnya

Syahrul Aidi Maazat Resmi Dilantik sebagai Ketua BKSAP DPR RI Gantikan Mardani Ali Sera

19 November 2025 - 04:43 WITA

Wakapolri Ungkap 62 Persen Permasalahan Internal Polri Berasal dari Tingkat Kewilayahan

19 November 2025 - 04:36 WITA

Perempuan Dosen Ditemukan Tewas di Hotel Semarang, Polisi Tidak Tahan Pria “Teman Sekamar”

19 November 2025 - 04:28 WITA

JK Hadiri Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah, Sebut Telah Jalankan Tugas Konstitusi untuk Majukan Kesejahteraan Bangsa

19 November 2025 - 04:11 WITA

Kisah Lengkap di Balik Penangkapan Lukas Enembe: Dari Strategi Penyidik hingga Tantangan di Lapangan

19 November 2025 - 03:57 WITA

Bentrokan Antarwarga di Tallo Makassar Kian Memanas, Rumah Kembali Dibakar Meski Aparat Perketat Penjagaan

19 November 2025 - 03:13 WITA

Trending di Kriminal