SOALINDONESIA – PADANG Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Pusat Krisis Kesehatan menyelenggarakan Simulasi Nasional Kesiapsiagaan Menghadapi Megathrust pada 31 Agustus–3 September 2025 di Sumatera Barat. Agenda ini dirancang untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia kesehatan, kesiapan fasilitas layanan, serta koordinasi lintas sektor dalam menghadapi krisis akibat bencana besar.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkes, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk antisipasi, bukan untuk menimbulkan kecemasan masyarakat.
“Sumatera Barat memiliki sejarah panjang menghadapi gempa bumi dan tsunami. Simulasi ini penting untuk meminimalkan korban dan mempercepat penanganan darurat. Dalam kondisi krisis, yang paling penting adalah kecepatan dan koordinasi lintas sektor,” ujar Kunta.
Kesiapsiagaan Sebagai Investasi
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, menyampaikan bahwa kesiapsiagaan adalah investasi bagi keselamatan masyarakat.
“Kita tidak bisa menghindari gempa, tetapi kita bisa memperkuat persiapan agar dampaknya dapat diminimalisir. Apa yang kita lakukan hari ini bisa menentukan keselamatan ribuan bahkan jutaan jiwa di masa mendatang,” katanya.
Empat Strategi Kemenkes
Kemenkes menyiapkan empat strategi utama untuk memperkuat respons kesehatan:
Tenaga Cadangan Kesehatan
Emergency Medical Team (EMT)
Health Emergency Operation Center (HEOC)
Public Safety Center (PSC) 119
Latihan cluster kesehatan juga diarahkan untuk memperkuat koordinasi, ketersediaan logistik medis, sistem rujukan, dan jejaring lintas sektor.
Melibatkan 657 Peserta Lintas Sektor
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Agus Jamaluddin, menjelaskan rangkaian kegiatan meliputi pelatihan teknis hingga field training exercise (FTX). Total ada 657 peserta dari unsur kesehatan dan lintas sektor, termasuk BNPB, Basarnas, TNI, Polri, PMI, PLN, PDAM, hingga organisasi masyarakat.
Sekjen Kunta menambahkan, kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama membangun sistem kesehatan yang tangguh.
“Momentum simulasi ini bukan hanya penting bagi Sumatera Barat, tetapi juga bisa menjadi contoh bagi daerah lain,” pungkasnya.