Soalindonesia–JAKARTA Harga minyak dunia stabil pada perdagangan Jumat (5/12/2025), meskipun dipengaruhi oleh dinamika geopolitik dan ekspektasi pasokan global. Pergerakan harga yang relatif datar dipicu oleh kemunduran perundingan damai Ukraina, sementara harapan kelebihan pasokan membatasi kenaikan lebih lanjut.
Mengutip CNBC, harga minyak Brent naik 49 sen atau 0,77% menjadi USD 63,75 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) bertambah 41 sen atau 0,69% ke posisi USD 60,08 per barel.
Faktor Geopolitik dan Ekonomi
Analis Pasar Minyak PVM, Tamas Vargas, menilai bahwa harga minyak pekan ini bergerak dalam rentang sempit. “Kemajuan perundingan damai Ukraina yang melambat memberikan latar belakang bullish, namun produksi OPEC yang tangguh menahan harga. Kedua kekuatan ini membuat perdagangan tampak sepi,” ujar Tamas.
Selain itu, pasar menyoroti potensi penurunan suku bunga The Fed AS yang diperkirakan akan terjadi pada pertemuan kebijakan mendatang. Survei Reuters menunjukkan 82% ekonom memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.
Ketegangan AS-Venezuela Dorong Harga
Ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela turut menopang harga minyak. Rystad Energy menilai bahwa potensi intervensi AS terhadap Venezuela dapat menekan pasokan minyak mentah dari negara tersebut, yang sebagian besar dikirim ke China.
“Ketegangan militer antara AS dan Venezuela bisa berdampak signifikan terhadap harga minyak,” kata analis Rystad Energy.
Selain itu, kegagalan perundingan damai Ukraina juga menjadi faktor yang menahan aliran minyak Rusia ke pasar global, menjaga harga tetap terdukung meskipun kelebihan pasokan meningkat.
Pasokan dan Strategi OPEC
Arab Saudi memangkas harga jual minyak Arab Light untuk Januari ke Asia ke level terendah lima tahun, sebagai respons terhadap surplus pasokan. Namun, keputusan OPEC+ untuk mempertahankan produksi hingga awal tahun depan turut memberikan dukungan terhadap harga.
“Perang dan politik, yang diimbangi dengan stok yang nyaman, surplus pasokan yang diharapkan, dan strategi pangsa pasar OPEC, membuat Brent tetap berada di kisaran USD 60–70 per barel,” ujar Spesialis Riset Senior LSEG, Anh Pham.
Kesimpulan
Harga minyak dunia tetap stabil, dipengaruhi kombinasi faktor geopolitik, ekspektasi suku bunga, dan strategi produksi OPEC. Meskipun surplus pasokan meningkat, ketegangan di Ukraina dan potensi konflik Venezuela menjadi sentimen bullish yang menahan harga agar tidak turun tajam.
Harga Brent dan WTI diperkirakan akan terus bergerak dalam kisaran moderat, menunggu perkembangan lebih lanjut terkait geopolitik dan kebijakan moneter global.











