SOALINDONESIA.COM, JAKARTA – Honda Motorcycle and Scooter India (HMSI) tengah menjajaki peluang menghadirkan teknologi kopling otomatis ke pasar sepeda motor di India. Namun bukan teknologi E-Clutch versi premium seperti pada motor gede, melainkan versi yang lebih terjangkau dan sesuai karakter pasar India yang sensitif terhadap harga.
Hal ini disampaikan oleh Tsutsumu Otani, Managing Director sekaligus Presiden & CEO HMSI, dalam peluncuran Honda Shine 100 DX dan CB125 Hornet beberapa waktu lalu.
Teknologi E-Clutch merupakan inovasi yang memungkinkan pengendara berpindah gigi tanpa menarik tuas kopling, bahkan ketika berhenti total atau saat mulai bergerak dari keadaan diam. Meski begitu, pengendara tetap harus memindahkan gigi secara manual menggunakan pedal transmisi.
E-Clutch saat ini sudah digunakan pada beberapa model Honda seperti CBR650 dan CBR650R, yang dipasarkan di India. Namun Otani menyebut bahwa harga masih menjadi kendala utama untuk membawa teknologi tersebut ke segmen motor entry-level.
“Teknologi ini memang belum cocok untuk motor-motor entry-level di India karena harganya yang masih tinggi. Tapi, kami sedang mempertimbangkan alternatif dengan kenyamanan serupa namun lebih terjangkau,” jelas Otani.
Tren Baru di Dunia Otomotif Roda Dua
Teknologi kopling otomatis seperti E-Clutch saat ini sedang menjadi tren baru di industri motor global. Para produsen berlomba menghadirkan pengalaman berkendara yang lebih mudah, nyaman, dan praktis, terutama untuk penggunaan di lalu lintas padat kota besar.
Sebelumnya, Honda juga telah menghadirkan teknologi Dual Clutch Transmission (DCT) pada beberapa model global. Namun E-Clutch menawarkan kompromi antara kenyamanan dan kontrol manual yang masih disukai sebagian besar pengendara motor konvensional.
Saat ini, belum ada motor rakitan lokal di India yang menggunakan gearbox otomatis atau sistem kopling otomatis. Jika Honda berhasil mengembangkan versi ekonomisnya, ini bisa menjadi langkah terobosan besar untuk pasar India — dan bisa jadi menginspirasi pasar di negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia.