SOALINDONESIA–JAKARTA Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Daerah Khusus Jakarta, Mikael Azedo Harwito, meninjau langsung kondisi para korban peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta yang saat ini dirawat di RS Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih.
Dalam kunjungannya, Azedo menegaskan bahwa pemerintah melalui Kemenkumham berkomitmen memastikan seluruh hak korban — baik siswa, guru, maupun tenaga kependidikan — terpenuhi secara menyeluruh.
“Kami akan mengawal perkembangan kasus ini serta memastikan hak-hak korban, termasuk akses terhadap perlindungan dan pemulihan, terpenuhi sesuai prinsip hak asasi manusia,” ujar Azedo usai melakukan peninjauan, Sabtu (8/11/2025).
Pentingnya Perlindungan di Lingkungan Sekolah
Azedo menyampaikan bahwa tragedi ledakan di SMAN 72 menjadi pengingat pentingnya peningkatan keamanan dan perlindungan di lingkungan pendidikan. Ia menilai sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga harus menjadi ruang yang aman dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
“Kasus ini mengingatkan kita semua untuk memperkuat nilai kemanusiaan, keamanan, dan komunikasi yang sehat antara siswa, guru, dan orang tua,” ujarnya.
Pejabat Kemenkumham itu juga menyampaikan doa dan empati mendalam bagi para korban dan keluarganya. Pemerintah, kata dia, telah melakukan koordinasi lintas instansi agar proses penanganan medis maupun hukum berjalan dengan baik.
“Kami berharap semua korban segera pulih dan bisa berkumpul kembali bersama keluarga tercinta,” tambahnya.
Update Terbaru Kondisi Korban di RSIJ Cempaka Putih
Dari data terbaru yang dirilis Direktur Utama RSIJ Cempaka Putih, dr. Pradono Handojo, tercatat 33 korban ledakan SMAN 72 Jakarta sempat mendapat perawatan di rumah sakit tersebut. Data ini dihimpun hingga pukul 19.30 WIB, Jumat (7/11/2025).
“Beberapa pasien luka ringan sudah dibolehkan pulang, sementara pasien dengan kondisi sedang telah dipindahkan dari IGD ke ruang perawatan,” ungkap dr. Pradono melalui akun resmi RSIJ Cempaka Putih.
Dari total pasien tersebut, terdapat 5 orang dengan kondisi cukup berat yang tengah menjalani operasi oleh tim dokter spesialis bedah dan anestesi.
“Kami berharap seluruh pasien segera pulih dan dapat kembali ke rumah masing-masing dalam keadaan sehat,” imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan data posko darurat Polri di RSIJ Cempaka Putih, hingga pukul 01.30 WIB, Sabtu (8/11/2025), masih terdapat 14 pasien yang menjalani rawat inap. Namun, pihak rumah sakit belum mengumumkan identitas korban maupun kondisi detail dari terduga pelaku yang dikabarkan turut dirawat di lokasi yang sama.
Kondisi Korban di RS YARSI: 15 Pasien Masih Dirawat
Selain di RSIJ, korban ledakan juga dirawat di RS YARSI, Jakarta Pusat. Direktur Medis RS YARSI, dr. Muhammadi, menyebut terdapat 15 pasien yang masih mendapat perawatan intensif hingga Sabtu siang.
“Empat belas pasien masih menjalani perawatan lanjutan, sementara satu orang lainnya menjalani rawat jalan,” jelasnya.
Manager Pelayanan Medis RS YARSI, dr. Irmadianti, menambahkan bahwa semua pasien telah mendapat penanganan cepat oleh tim medis rumah sakit dan kini dalam kondisi stabil.
“Doa terbaik kami untuk para siswa, guru, dan keluarga yang terdampak. Kami terus memantau kondisi mereka dengan pengawasan intensif,” ujarnya.
Pemerintah Pastikan Pendampingan Hukum dan Pemulihan Psikologis
Selain memastikan hak medis dan perlindungan hukum korban, Kemenkumham juga berencana memberikan pendampingan psikososial dan hukum bagi siswa serta keluarga terdampak. Langkah ini akan melibatkan koordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Kementerian Sosial.
“Fokus utama kami bukan hanya pada proses hukum, tetapi juga pemulihan kondisi fisik dan mental para korban,” tegas Azedo.
Peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta hingga kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Tim gabungan Polri dan Puslabfor tengah menelusuri penyebab utama ledakan yang menimbulkan puluhan korban luka.











