SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi tinggi atas penerapan sistem audit berbasis digital (e-audit) yang diinisiasi oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama. Menurut Menag, inovasi ini merupakan langkah signifikan dalam memperkuat sistem pengawasan yang efisien, modern, dan akuntabel.
Pernyataan ini disampaikan Menag saat memberikan pembinaan kepada seluruh jajaran pegawai Itjen Kemenag pada Jumat (26/9/2025) di Jakarta. Acara ini turut dihadiri oleh Inspektur Jenderal Kemenag, Khairunas, pejabat eselon II, serta seluruh auditor dan pegawai Itjen.
“Saya sangat mengapresiasi prestasi teman-teman Itjen. Pemanfaatan e-audit pun menjadi langkah maju yang patut kita banggakan,” kata Menag dalam sambutannya.
Dorong Pemanfaatan Teknologi dalam Pengawasan
Menurut Menag Nasaruddin, implementasi e-audit tidak hanya sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam memperkuat sistem pengawasan, tetapi juga telah mendapat apresiasi dari Kementerian Keuangan sebagai inovasi yang patut diadopsi lebih luas di kementerian/lembaga lain.
Menag pun menegaskan pentingnya mengoptimalkan teknologi dalam pelaksanaan tugas pengawasan, termasuk mengefisienkan penugasan ke daerah.
“Jika pekerjaan dapat ditangani dari kantor pusat melalui sistem digital, tidak perlu turun langsung ke lapangan. Kecuali jika memang dibutuhkan untuk konfirmasi mendesak,” imbuhnya.
Menag: Jaga Integritas, Profesionalisme, dan Tingkatkan Kapasitas
Dalam kesempatan tersebut, Menag juga menyampaikan tiga pesan utama kepada seluruh auditor dan pegawai Itjen:
1. Jaga Integritas dan Jadi Teladan
Menag menegaskan pentingnya menjaga integritas pribadi dan kelembagaan. Ia mengingatkan agar seluruh jajaran Itjen menjadi contoh bagi unit kerja lain dalam menjalankan fungsi pengawasan.
“Jadilah sapu yang bersih. Kita tidak bisa membersihkan sesuatu kalau kita sendiri tidak bersih. Itjen harus menjadi teladan,” tegasnya.
2. Dorong Pendidikan Lanjutan untuk Auditor
Menag juga mendorong agar pegawai Itjen terus meningkatkan kapasitas dan kompetensinya melalui pendidikan lanjutan. Ia meminta Irjen Khairunas dan jajaran pimpinan untuk aktif mengidentifikasi pegawai yang layak melanjutkan studi, termasuk memanfaatkan program beasiswa LPDP.
“Saya ingin kader-kader Itjen melanjutkan pendidikan S2 hingga S3, baik di dalam maupun luar negeri. Auditor harus lebih canggih daripada pihak yang diawasi,” tandasnya.
3. Pengawasan Harus Menyeluruh
Menag menekankan bahwa pengawasan harus dilakukan secara menyeluruh, dari pejabat eselon tinggi hingga staf pelaksana. Ia bahkan mencontohkan keberanian Irjen Khairunas yang beberapa kali menyampaikan kritik langsung kepadanya.
“Semua pejabat harus diperlakukan sama. Jangan takut, jangan khawatir. Apapun risikonya, laksanakan tugas sesuai amanah negara,” ujar Menag.
Peringatan Tegas: Jangan Terima Gratifikasi
Dalam penutup arahannya, Menag mengingatkan agar para auditor tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun selama menjalankan tugas, baik dari Kanwil, PTKN, maupun satuan kerja lainnya.
“Saya sudah umumkan sejak awal menjabat: jangan pernah menerima amplop atau pemberian dari daerah. Kita sudah punya anggaran resmi. Kalau kawan-kawan mampu menolak, insyaAllah, Allah akan memberikan keberkahan,” pungkasnya.
Itjen Kemenag Siap Kembangkan e-Audit Secara Masif
Sementara itu, Irjen Kemenag Khairunas menyatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong penerapan e-audit secara lebih luas di seluruh satuan kerja Kementerian Agama, baik pusat maupun daerah. Upaya ini akan disertai dengan pelatihan intensif, peningkatan infrastruktur digital, serta penguatan tata kelola berbasis risiko.
“Kami berkomitmen menjadikan Itjen sebagai institusi pengawasan yang adaptif, inovatif, dan terpercaya,” kata Khairunas.
Dengan dorongan kuat dari pimpinan tertinggi Kementerian Agama, Itjen diharapkan mampu menjadi pilar utama dalam pengawasan yang bersih, akuntabel, dan bebas dari korupsi.