SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menerima kunjungan Pengurus Danantara di kantor pusat Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (4/11/2025). Pertemuan tersebut membahas strategi membangun ekosistem ekonomi umat yang berkelanjutan, memperkuat pengelolaan wakaf produktif, serta meningkatkan kapasitas kelembagaan keagamaan di Indonesia.
Managing Director Danantara Bidang Stakeholders Management, Rohan Hafas, menyampaikan sejumlah program dan rencana strategis Danantara dalam pemberdayaan ekonomi umat. Program tersebut meliputi pemberdayaan aset wakaf, pengembangan jaringan usaha berbasis masjid, serta pelatihan tata kelola ekonomi syariah dengan pendekatan modern dan profesional.
“Kami ingin menghadirkan ruang kolaborasi yang memberikan dampak nyata bagi pemberdayaan umat, terutama melalui wakaf produktif, inovasi sosial, serta kegiatan edukasi dan literasi ekonomi syariah,” ujar Rohan Hafas.
Rohan juga menegaskan kesiapan Danantara untuk membuka ruang koordinasi program bersama Kementerian Agama, termasuk pemanfaatan fasilitas publik di Masjid Istiqlal untuk agenda pembinaan dan edukasi ekonomi umat.
Menag Nasaruddin Umar menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menekankan bahwa penguatan tata kelola wakaf harus dilakukan secara profesional dan transparan agar mampu mencapai standar global. Menurutnya, potensi wakaf di Indonesia sangat besar, namun masih memerlukan sistem manajemen dan pengawasan yang kuat.
“Kita harus menyiapkan tata kelola yang kuat, termasuk sistem pengawasan dan governance agar lembaga wakaf kita benar-benar berdaya dan dipercaya publik,” tegas Menag.
Selain penguatan wakaf, Nasaruddin juga menyoroti pentingnya memperkuat ekosistem ekonomi umat melalui pesantren dan lembaga pendidikan Islam, yang dinilainya memiliki peran strategis dalam inovasi sosial dan pembangunan ekonomi keumatan.
“Sejumlah pesantren sudah menunjukkan model kemandirian ekonomi yang baik. Ini harus terus ditularkan, diperkuat, dan diperluas,” lanjutnya.
Menag juga menegaskan perlunya sinergi lintas lembaga agar setiap program memiliki dampak jangka panjang bagi masyarakat, serta mampu memperkuat posisi umat dalam struktur perekonomian nasional.
Di akhir pertemuan, Nasaruddin membuka peluang kolaborasi lanjutan dan meminta agar program Danantara disinergikan dengan agenda pembinaan ekonomi umat yang sedang dijalankan pemerintah. Fokus utama diarahkan pada optimalisasi aset wakaf, pengembangan literasi keuangan syariah, serta penciptaan program yang terukur dan akuntabel.
“Kita perlu program yang terukur, akuntabel, dan memberi manfaat langsung. Dengan pendekatan yang tepat, saya yakin kontribusi kita untuk umat bisa semakin besar,” tutup Menag.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah konkret menuju kolaborasi strategis antara pemerintah dan sektor sosial-ekonomi umat dalam membangun ekonomi keagamaan yang inklusif dan berkelanjutan.











