SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta jajaran pimpinan Kementerian Agama (Kemenag) untuk mengedepankan pola pikir mikro dan kritis dalam penyusunan kebijakan serta anggaran.
Hal ini disampaikan Nasaruddin dalam rapat rutin bersama Pejabat Eselon I dan II, Staf Ahli, dan Staf Khusus Kemenag di Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).
Rapat tersebut juga diikuti secara daring oleh pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) dan Kepala Kanwil Kemenag seluruh Indonesia.
“Penting bagi kita untuk berfikir secara mikro, jangan hanya mengatasi dari atas. Kita harus turun langsung untuk mengetahui detail dari setiap penyusunan program di Kemenag,” tegas Menag.
Ia menekankan pentingnya pola pikir kritis, bukan hanya dalam bentuk koreksi, melainkan juga intervensi langsung pada tahap perancangan program. Hal ini, kata Nasaruddin, menjadi langkah antisipatif terhadap potensi persoalan, terutama di tengah kebijakan efisiensi anggaran.
“Para pemimpin perlu memperhatikan lebih teliti penyusunan anggaran. Kita harus mengantisipasi kemungkinan pagu minus, keterbatasan fiskal, bahkan potensi penyalahgunaan dana,” ujarnya.
Selain aspek perencanaan, Menag juga menyoroti capaian program yang sudah dilaksanakan. Ia menekankan pentingnya transparansi melalui publikasi hasil kerja.
“Jangan hanya melaksanakan program yang direncanakan, tapi perlu diberitakan kepada publik pencapaiannya. Jadi tidak hanya lillah, tetapi juga tersyiarkan,” pintanya.
Menutup arahannya, Nasaruddin menegaskan bahwa keterbatasan anggaran harus dikelola dengan bersih dan bijak.
“Anggaran dan keuangan yang terbatas ini jika kita kelola dengan baik, maka insyaallah akan membawa berkah bagi kita dan umat,” tandasnya.