SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memimpin doa khusyuk dalam upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2025 yang digelar di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025). Dalam doanya, Menag memohon agar bangsa Indonesia dianugerahi kemakmuran, keadilan, dan keberkahan dari Allah Swt.
Upacara ini dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan dihadiri sejumlah tokoh nasional, termasuk Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Mensesneg Prasetyo Hadi, Panglima TNI Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta pejabat lainnya dari Kabinet Merah Putih.
Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
Doa dibuka dengan syukur atas karunia Tuhan berupa Pancasila yang menjadi dasar negara dan pemersatu bangsa.
“Dalam detik-detik memperingati Hari Kesaktian Pancasila ini, kami para hamba-Mu bersujud di hadapan-Mu seraya mengucap syukur atas karunia-Mu yang penuh keajaiban. Engkau menganugerahkan Pancasila yang sakti sebagai falsafah hidup yang menyatukan dan membimbing kami dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air,” ucap Menag Nasaruddin.
Doa untuk Masyarakat Indonesia yang Adil dan Sejahtera
Dalam kesempatan tersebut, Menag secara khusus memanjatkan harapan untuk terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan diridai Tuhan.
“Ya Allah, Ya Qawiyyu, Ya Matin, di hadapan monumen para syuhada saksi sejarah ini, hamba-Mu berikrar sekaligus berdoa agar kami, sebagai generasi pelanjut dan pemegang amanah dari para hamba-Mu yang telah berkorban dan mempertaruhkan segalanya, mampu melanjutkan perjuangan sekaligus mewujudkan cita-cita luhur mereka, yakni terwujudnya kemerdekaan sejati dengan masyarakat sejahtera yang adil makmur, diridai Allah Swt, Tuhan Yang Maha Kuasa,” tuturnya dengan suara penuh haru.
Doa untuk Arwah Pahlawan Revolusi
Menag juga tidak lupa mendoakan para pahlawan revolusi yang telah gugur agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
“Ya Allah, Ya ‘Afuwwu, Ya Ghaffar, semoga para pahlawan dan syuhada yang gugur mendahului kami senantiasa mendapat rida dan ketenangan di sisi-Mu. Semoga Lubang Buaya yang menjemput mereka menjadi jalan suci yang mengantarkan mereka ke surga-Mu,” ucapnya.
Generasi Bangsa Diminta Lanjutkan Perjuangan
Dalam doanya, Menag berharap agar generasi penerus dapat melanjutkan perjuangan para syuhada dengan semangat keikhlasan dan persatuan.
“Semoga kami semua yang melanjutkan perjuangan luhurnya, berkenaan mereka menjemput kami di pintu surga-Mu. Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, kami telah, sedang, dan akan terus berikhtiar baik serta mencurahkan segenap energi untuk kejayaan bangsa kami,” lanjutnya.
Ia juga memohon agar seluruh elemen bangsa diberikan kelapangan hati dan kebijaksanaan dalam bersatu membangun bangsa.
“Anugerahkanlah hati yang lapang dan pikiran yang arif kepada semua pihak untuk saling memahami dan mengerti satu sama lain agar langkah-langkah perjuangan kami bisa berlangsung dengan lancar.”
Permohonan Perlindungan dan Doa Penutu
Tak lupa, Menag juga memohon perlindungan dari berbagai musibah dan perpecahan yang bisa mengancam bangsa.
“Jauhkanlah kami semua dari segala bentuk fitnah, bencana, dan petaka yang dapat mengembalikan kami ke titik nol. Pada akhirnya, kami pasrah semuanya kepada-Mu. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu dari kami,” ucapnya.
Doa ditutup dengan harapan atas kebaikan dunia dan akhirat bagi seluruh masyarakat dan para pemimpin bangsa.
“Rabbana atina fid-dunya hasanah, wa fil-akhirati hasanah, wa qina ‘adzaban-nar. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.”
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Momentum Renungan Nasional
Upacara Hari Kesaktian Pancasila tahun ini menjadi simbol penting dalam perjalanan bangsa untuk selalu mengingat nilai-nilai perjuangan dan menjaga keutuhan ideologi negara. Doa Menag Nasaruddin menjadi penutup yang menggugah, mempertegas pentingnya persatuan, keadilan, dan kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa.