Menu

Mode Gelap

Nasional · 28 Okt 2025 03:01 WITA

Menhut Raja Juli Antoni Minta Maaf soal Pemusnahan Mahkota Cendrawasih: “Benar Secara Hukum, tapi Tidak Tepat Secara Kultural” Janji Evaluasi dan Inventarisasi Kearifan Lokal agar Kejadian Serupa Tak Terulang


 Menhut Raja Juli Antoni Minta Maaf soal Pemusnahan Mahkota Cendrawasih: “Benar Secara Hukum, tapi Tidak Tepat Secara Kultural” Janji Evaluasi dan Inventarisasi Kearifan Lokal agar Kejadian Serupa Tak Terulang Perbesar

SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Papua atas tindakan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua yang memusnahkan barang bukti berupa offset dan mahkota burung cendrawasih.

Raja Juli mengakui bahwa langkah BBKSDA Papua tersebut benar secara hukum, namun tidak tepat dalam konteks sosial dan budaya lokal. Ia menilai tindakan itu menyinggung nilai-nilai adat masyarakat Papua yang memandang cendrawasih sebagai simbol sakral.

“Kalau dalam falsafah Jawa ada benar dan tidak benar, ini benar tapi tidak tepat, tidak kontekstual. Jadi legalnya benar tapi beyond legality itu tidak benar, karena ada kearifan lokal yang membuat ketersinggungan masyarakat,” ujar Raja Juli dalam konferensi pers di Kantor BKSDA Bali, Senin (27/10/2025).

READ  Presiden Prabowo Kirim Delegasi Unggulan ke COP30 Brasil, Hashim Djojohadikusumo Jadi Utusan Khusus Energi dan Iklim

Ia menegaskan bahwa pihaknya bersama jajaran Kementerian Kehutanan telah menyampaikan permintaan maaf resmi.

“Atas nama Kementerian Kehutanan, Pak Irjen (Direktur Jenderal KSDAE, Satyawan Pudyatmoko) sudah minta maaf, dan saya juga mohon maaf,” imbuhnya.

Evaluasi Nasional dan Pendataan Kearifan Lokal

Sebagai langkah konkret, Raja Juli menyampaikan akan mengumpulkan seluruh kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dari berbagai daerah di Indonesia. Pertemuan ini akan digelar secara virtual untuk membahas sensitivitas budaya serta inventarisasi unsur-unsur yang dianggap sakral oleh masyarakat adat di tiap wilayah.

“Apa yang terjadi ini menjadi catatan. Saya rencana hari ini akan mengumpulkan seluruh balai KSDA kami di seluruh Indonesia melalui Zoom Meeting untuk menginventarisasi lagi apa yang di masyarakat itu dianggap tabu atau sakral,” ujarnya.

READ  Nasaruddin Umar: Pilih Guru Ibadah dengan Sanad dan Akal, Jangan Mudah Tertipu Informasi Sesat

Langkah tersebut, menurutnya, penting untuk memastikan kebijakan konservasi di lapangan tetap berpijak pada aspek legal dan sosial budaya. Ia menegaskan, pelestarian satwa liar dan penegakan hukum lingkungan harus berjalan seiring dengan penghormatan terhadap kearifan lokal.

Latar Belakang Kontroversi

Polemik ini bermula dari tindakan BBKSDA Papua yang melakukan pemusnahan barang bukti berupa offset dan mahkota burung cendrawasih pada Senin (20/10). Kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 26 Tahun 2017, yang mengatur tata cara penanganan barang bukti hasil sitaan satwa dilindungi.

READ  Fakta Pengukuhan 76 Anggota Paskibraka Jelang HUT ke-80 RI

Namun, langkah tersebut memicu kecaman dari sejumlah tokoh adat, pemerhati lingkungan, dan masyarakat Papua. Mereka menilai mahkota cendrawasih bukan sekadar benda fisik, melainkan simbol spiritual dan identitas budaya Papua yang harus dijaga keberadaannya.

Burung cendrawasih sendiri dikenal sebagai “burung surga”, ikon keindahan dan kebanggaan Tanah Papua, serta kerap digunakan dalam upacara adat dan simbol kehormatan.

Komitmen Kemenhut

Raja Juli menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menjaga kelestarian satwa endemik Papua, termasuk cendrawasih, sembari memastikan setiap langkah penegakan hukum dilakukan dengan sensitif dan bijak terhadap nilai-nilai adat.

“Kami belajar dari kejadian ini. Ke depan, pendekatan konservasi tidak hanya berbasis hukum, tetapi juga berbasis budaya dan kearifan lokal masyarakat,” tutupnya.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

Baca Lainnya

Mendagri Tito Karnavian Siap Bertolak ke Cilacap untuk Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana Usai Banjir dan Longsor Memakan Korban

19 November 2025 - 04:18 WITA

Kuota Haji 2026 Disamaratakan 26 Tahun, Gus Irfan: Dinamis dan Tergantung Pendaftar

19 November 2025 - 04:05 WITA

Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Milad ke-113 Muhammadiyah, Tegaskan Peran Strategis dalam Memajukan Bangsa

19 November 2025 - 03:46 WITA

Menko Airlangga dan Menteri Perdagangan Singapura Bahas Penguatan Integrasi Ekonomi Kawasan

19 November 2025 - 03:37 WITA

Pemerintah Perkuat Hubungan Internasional, Indonesia–Singapura Tingkatkan Kerja Sama Investasi dan Pengembangan Kawasan BBK

19 November 2025 - 03:30 WITA

MK Wajibkan Polisi yang Isi Jabatan Sipil Mundur, Menhut Raja Juli Antoni: Kehadiran Polri di Kemenhut Sangat Membantu

19 November 2025 - 03:20 WITA

Trending di Nasional