SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan duka cita mendalam atas insiden tragis runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menewaskan puluhan santri dan pengurus.
“Kita sangat berduka atas insiden runtuhnya Pondok Pesantren di Sidoarjo yang kemudian mengakibatkan korban jiwa. Banyak sekali yang meninggal, anak-anak kita yang benar-benar harus kita cegah ke depan agar tidak terjadi lagi. Saya rasa ini sesuatu yang sangat serius,” ujar AHY saat ditemui di Novotel Cikini, Jakarta, Senin (6/10/2025).
54 Korban Tewas, 49 Di Antaranya Jenazah Utuh
Berdasarkan data terbaru dari Basarnas, hingga Senin dini hari, tercatat 54 korban meninggal dunia telah berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan. Dari jumlah itu, 49 merupakan jenazah utuh, sementara lima lainnya berupa potongan tubuh (body part) yang masih dalam proses identifikasi.
“Update terakhir pukul 03.34 WIB, kami menemukan satu jenazah lagi sehingga total menjadi 54, termasuk lima body part. Jadi jumlah jenazah utuh yang telah dievakuasi sebanyak 49,” ungkap Direktur Operasi Basarnas Yudhi Bramantyo dalam konferensi pers.
Tim SAR gabungan hari ini masih fokus melakukan pencarian di sisi selatan bangunan, lokasi yang diyakini masih terdapat korban yang terjebak di bawah puing-puing.
AHY Tekankan Pentingnya Kepatuhan Terhadap Standar Konstruksi
Menanggapi kejadian ini, AHY menekankan bahwa kejadian tragis seperti ini menjadi pengingat akan pentingnya kepatuhan terhadap standar konstruksi bangunan, terutama pada fasilitas pendidikan seperti pesantren.
“Artinya, memang kita harus kembali pada mengapa kita harus benar-benar mematuhi standar konstruksi, pembangunan fisik. Janganlah sampai ini memakan korban dimanapun,” tegas AHY.
Ia juga menyampaikan keprihatinan atas sulitnya proses evakuasi yang dilakukan tim SAR karena kondisi struktur bangunan yang masih labil dan rawan runtuh. Namun, menurutnya, keselamatan korban tetap menjadi prioritas utama pemerintah.
Proses Evakuasi Masih Berlangsung
Hingga hari kedelapan pascakejadian yang terjadi pada Senin, 29 September 2025, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan masih terus bekerja keras mengevakuasi korban yang diduga masih terjebak.
Dari hasil pemetaan tim teknis, diperkirakan masih terdapat empat korban yang posisinya telah teridentifikasi: tiga di bagian depan dan satu di bagian belakang bangunan sisi selatan.
“Harapan kami hari ini bisa selesai, karena target itu masih dikejar,” kata Yudhi.
Proses pencarian dilakukan secara 24 jam penuh dengan sistem rotasi personel agar tetap efektif dan aman, mengingat sebagian struktur bangunan masih dalam kondisi tidak stabil dan berisiko roboh kembali.
Kerja Sama Lintas Stakeholder
Upaya penyelamatan ini juga melibatkan koordinasi intensif lintas instansi, termasuk Kementerian PUPR yang menerjunkan tim ahli bangunan untuk mendukung proses teknis penyelamatan.
Selain itu, DVI Polda Jawa Timur terus melakukan identifikasi jenazah untuk memastikan setiap korban dapat dikembalikan ke keluarga masing-masing.
Tragedi yang Menjadi Peringatan
Insiden runtuhnya bangunan Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo menjadi salah satu bencana infrastruktur paling mematikan tahun ini. Diketahui, bangunan yang ambruk merupakan musala yang menjadi pusat kegiatan para santri.
AHY menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap bangunan-bangunan publik, terutama lembaga pendidikan berbasis pesantren dan asrama.
“Ini momentum penting untuk memperbaiki tata kelola infrastruktur pendidikan berbasis pondok pesantren agar lebih aman dan manusiawi,” tutup AHY.