Menu

Mode Gelap

Nasional · 11 Okt 2025 13:24 WITA

Menlu Sugiono: Kolaborasi Global Kunci Hilirisasi Berkelanjutan dan Transisi Energi yang Adil


 Menlu Sugiono: Kolaborasi Global Kunci Hilirisasi Berkelanjutan dan Transisi Energi yang Adil Perbesar

SOALINDONESIA–JAKARTA Dalam upaya memperkuat rantai nilai global melalui investasi hilir yang berkelanjutan, Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, menegaskan pentingnya peningkatan kolaborasi global sebagai elemen krusial.

Ia menyoroti perlunya pertukaran teknologi yang adil serta akses yang setara terhadap pasar dan pembiayaan bagi semua negara, termasuk negara berkembang.

“Perdagangan dan investasi global harus inklusif. Tidak boleh hanya menguntungkan negara-negara maju,” ujar Menlu Sugiono dalam forum internasional yang digelar di Jakarta, Jumat (10/10).

Sugiono menekankan bahwa negara-negara berkembang tidak lagi hanya menjadi penyedia bahan mentah, melainkan memiliki posisi strategis sebagai pelopor dalam menetapkan standar keberlanjutan global. Menurutnya, pengakuan atas mineral yang berasal dari negara berkembang harus didasarkan pada praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Ekonomi Sirkular dan Minimasi Jejak Ekologis

READ  Kemenag Raih WTP ke-9,Dr H Bunyamin M Yapid: Buah Bersih-Bersih Prof. Nasaruddin Umar

Sebagai bagian dari visi pembangunan berkelanjutan, Indonesia mendorong penerapan prinsip ekonomi sirkular. Hal ini mencakup kegiatan daur ulang dan pengurangan limbah untuk menekan dampak lingkungan dari proses hilirisasi industri.

“Kami melihat ekonomi sirkular bukan hanya sebagai pilihan, melainkan kebutuhan untuk menciptakan ekosistem industri yang ramah lingkungan dan efisien secara sumber daya,” lanjut Sugiono.

Keadilan dalam Transisi Energi

Isu transisi energi turut menjadi perhatian utama dalam pernyataan Menlu Sugiono. Ia menegaskan bahwa transisi energi global tidak boleh memperdalam ketimpangan antara negara yang kaya sumber daya dan negara yang kaya teknologi.

“Transisi energi tidak boleh memperdalam ketimpangan antara yang kaya sumber daya dan yang kaya teknologi,” tegasnya.

Ia menyerukan pendekatan yang lebih seimbang dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, dengan memastikan bahwa negara berkembang tidak tertinggal dalam proses transformasi energi.

READ  Fadli Zon Luncurkan Seri Prangko Para Pendiri Bangsa Peringati 123 Tahun Bung Hatta

Transisi di negara berkembang, menurut Sugiono, harus andal, adil, dan menjadi batu loncatan bagi kemajuan teknologi. Selain itu, proses ini harus memberdayakan negara berkembang sebagai mitra setara dalam kemitraan global, bukan sebagai objek dari kebijakan negara lain.

Indonesia sebagai Jembatan Solusi Global

Dalam konteks dinamika global yang semakin kompleks, Indonesia menyatakan kesiapan untuk berperan sebagai “jembatan solusi” antara negara maju dan negara berkembang. Sugiono menyampaikan bahwa Indonesia siap menjembatani kesenjangan antara teknologi dan sumber daya, serta antara ambisi dan tindakan nyata.

“Indonesia siap menjadi jembatan antara negara maju dan negara berkembang, antara teknologi dan sumber daya, antara ambisi dan tindakan, dan sebagai mitra dalam membangun solusi nyata,” ujarnya.

Melalui peran strategis ini, Indonesia ingin mendorong dialog yang konstruktif dan menciptakan platform kerja sama lintas kawasan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Tujuannya adalah membangun ekosistem global yang lebih adil dan tangguh, di mana semua negara memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang.

READ  Bentuk Kepedulian Negara, Mendagri Serahkan Rumah Subsidi Gratis untuk Keluarga Korban Unjuk Rasa Makassar

Visi Indonesia: Pembangunan Global yang Inklusif dan Berkeadilan

Menlu Sugiono menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa keadilan dalam investasi hilir, perdagangan internasional, dan transisi energi merupakan landasan bagi masa depan yang lebih inklusif. Indonesia, dengan sumber daya dan posisi geopolitik strategisnya, berkomitmen untuk menjadi katalisator bagi perubahan global yang berpihak pada kepentingan bersama.

Dengan semangat kolaboratif dan visi jangka panjang, Indonesia berharap dapat memainkan peran penting dalam membentuk arsitektur ekonomi global yang lebih berkelanjutan, seimbang, dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

Baca Lainnya

Menko PMK Instruksikan Evaluasi Menyeluruh Keamanan Bangunan Pendidikan Usai Tragedi Ponpes Al Khoziny

11 Oktober 2025 - 14:15 WITA

Pasca Teror Bom di Sekolah Internasional, Presiden Prabowo Beri Arahan Khusus ke BIN, BNPT, dan Polri

11 Oktober 2025 - 02:33 WITA

Menkeu Purbaya: Belum Ada Proposal Resmi Terkait Permintaan Dana APBN untuk Ponpes Al Khoziny

11 Oktober 2025 - 00:10 WITA

Mensos Saifullah Yusuf: Tidak Ada Tempat untuk Bullying, Kekerasan, dan Intoleransi di Sekolah Rakyat

10 Oktober 2025 - 23:51 WITA

Menko Polkam Djamari Chaniago Terima Dubes Yordania, Bahas Penguatan Kerja Sama Pertahanan dan Kemanusiaan

10 Oktober 2025 - 23:41 WITA

Menag Nasaruddin Umar Beri Pesan Khusus untuk 100 Peserta AKMINAS 2025: “Kuatkan Konsentrasi dan Kontemplasi”

10 Oktober 2025 - 23:27 WITA

Trending di Nasional