JAKARTA–SOALINDONESIA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bertolak ke Bandung, Jawa Barat, menggunakan moda transportasi kereta cepat Whoosh, Rabu (6/8) malam. Keberangkatan Presiden dari Stasiun Halim ini menjadi sorotan, karena berbeda dari biasanya yang menggunakan pesawat atau helikopter dalam perjalanan dinas.
Dikutip dari keterangan Biro Sekretariat Presiden, Prabowo bertolak dari Stasiun Halim sekitar pukul 20.00 WIB dengan kereta cepat Whoosh nomor perjalanan G1057 menuju Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung. Perjalanan ini ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit.
Menariknya, Prabowo menaiki kereta cepat dengan prosedur seperti warga biasa. Setibanya di Stasiun Halim, ia langsung menuju lantai dua dan menempelkan tiket elektronik di portal masuk sebelum naik ke peron di lantai tiga. Turut mendampingi Presiden, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Kereta cepat yang digunakan bukanlah kereta khusus, sehingga Prabowo berbagi perjalanan dengan penumpang umum lainnya. Langkah ini menjadi simbol komitmen Presiden terhadap efisiensi waktu serta dukungan terhadap penggunaan transportasi publik yang modern dan ramah lingkungan.
Ini merupakan pertama kalinya Prabowo menggunakan kereta cepat Whoosh dalam kapasitasnya sebagai Presiden RI. Sebelumnya, saat menjabat Menteri Pertahanan, Prabowo juga pernah menjajal Whoosh bersama Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Setibanya di Bandung, Prabowo dijadwalkan menghadiri sejumlah agenda penting. Salah satunya adalah membuka Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (7/8/2025).
Dalam acara tersebut, Prabowo akan menjadi pembicara utama bersama peraih Nobel Fisika 2010, Konstantin Novoselov, yang dikenal atas penemuan material revolusioner graphene. KSTI 2025 menjadi wadah strategis untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, ilmuwan, dan pelaku industri nasional.
Langkah Prabowo menggunakan kereta cepat Whoosh dalam perjalanan dinas ini pun mendapat apresiasi dari publik sebagai bentuk teladan dalam memanfaatkan infrastruktur transportasi nasional.