JAKARTA – SOALINDONESIA – Seorang prajurit muda TNI Angkatan Darat, Prada Lucky Chepril Saputra Namo, meninggal dunia hanya dua bulan setelah resmi bergabung sebagai anggota militer. Ia diduga menjadi korban kekerasan fisik yang dilakukan oleh seniornya sendiri.
Peristiwa ini terjadi di satuan tempat ia bertugas, yakni Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Prada Lucky sempat dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan intensif, namun nyawanya tidak tertolong.
Meninggal Dunia di Rumah Sakit
Menurut informasi yang dihimpun, Prada Lucky sempat menjalani perawatan sejak awal Agustus dan menghembuskan napas terakhir pada 6 Agustus 2025. Kondisinya saat tiba di rumah sakit sudah sangat kritis. Luka-luka ditemukan di sejumlah bagian tubuh, termasuk lebam, luka sayat, serta indikasi trauma di bagian dada.
Keterangan dari petugas medis menyebutkan bahwa korban sempat memberikan informasi bahwa dirinya mengalami tindak kekerasan. Paru-parunya disebut mengalami kebocoran, diduga akibat hantaman keras.
Keluarga Minta Proses Hukum Terbuka
Jenazah Prada Lucky telah dipulangkan ke keluarganya. Suasana haru menyelimuti kedatangan peti jenazah, terutama dari pihak keluarga yang menginginkan kejelasan penuh atas penyebab kematian anak mereka. Sang ayah, yang juga merupakan anggota TNI aktif, menyatakan akan mengawal proses hukum hingga tuntas dan meminta keadilan ditegakkan tanpa kompromi.
“Kami hanya ingin kebenaran, tidak lebih. Anak saya tidak mungkin mengalami luka-luka seperti itu kalau tidak ada kekerasan,” ujar perwakilan keluarga saat menerima jenazah.
4 Anggota TNI Diamankan
Penyelidikan atas kasus ini sedang dilakukan oleh Polisi Militer. Sejauh ini, empat anggota TNI telah diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Mereka diduga kuat sebagai pihak yang terlibat langsung dalam insiden kekerasan terhadap Prada Lucky.
Kepala Penerangan Kodam Udayana menyatakan bahwa TNI akan menindak tegas sesuai hukum militer jika terbukti ada pelanggaran pidana dalam kasus ini.
Isu Kekerasan dalam Institusi Militer Kembali Disorot
Kematian Prada Lucky kembali mengangkat isu lama soal kekerasan di lingkungan pendidikan dan pembinaan militer. Meskipun TNI secara institusional telah menegaskan komitmen untuk meninggalkan praktik kekerasan fisik dalam proses pelatihan, kasus ini memperlihatkan bahwa pengawasan internal masih perlu diperkuat.
Publik berharap penyelidikan kasus ini dilakukan secara terbuka dan transparan, agar tidak ada lagi prajurit muda yang menjadi korban dalam lingkungan yang seharusnya membina dan melindungi.