Menu

Mode Gelap

Nasional · 25 Agu 2025 01:23 WITA

Fadli Zon: Sastra Pilar Utama Pembangunan Peradaban Bangsa


 Fadli Zon: Sastra Pilar Utama Pembangunan Peradaban Bangsa Perbesar

SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa sastra memegang peranan vital sebagai salah satu pilar utama dalam mendukung pembangunan peradaban bangsa Indonesia.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (24/8), usai menghadiri acara Malam Dzikir Puisi yang digelar Ikatan Alumni Sastra dan Teater Lintas Generasi Universitas Indonesia (UI) di Depok, Sabtu (23/8).

Menurut Fadli, sastra sejak lama telah menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut kehidupan masyarakat. “Dari Pujangga Lama, Pujangga Baru, Balai Pustaka, Angkatan ’45 hingga Angkatan ’66, sastra telah merekam perjalanan panjang bangsa ini. Ia bukan sekadar hiburan, melainkan cermin sejarah sekaligus identitas nasional,” tegasnya.

READ  Tom Lembong Tersenyum Usai Jokowi Akui Impor Gula adalah Kebijakan Presiden

Sastra sebagai Cermin Sejarah dan Pemersatu

Fadli menilai, karya sastra, khususnya puisi, memiliki kemampuan menangkap esensi perjalanan bangsa dari masa ke masa. Sastra, lanjutnya, tidak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi juga media untuk memahami dinamika sosial dan budaya Indonesia.

“Keberagaman budaya adalah landasan persatuan. Sastra merangkum kekayaan ini, menjadikannya kekuatan pemersatu yang tak lekang oleh waktu,” ujarnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Mahmud Subandriyo, turut menegaskan pentingnya sastra sebagai ruang refleksi kolektif. Ia menilai Malam Dzikir Puisi menjadi momentum untuk mengingatkan generasi bangsa bahwa puisi mampu menghubungkan ingatan kepada Sang Pencipta sekaligus memperkuat kecintaan pada tanah air.

READ  Presiden Prabowo Reshuffle Lima Menteri, Tiga Diantaranya Eks Pejabat Era Jokowi

Dorong Internasionalisasi Sastra Indonesia

Lebih jauh, Fadli mengungkapkan bahwa Kementerian Kebudayaan sedang menjalankan program strategis untuk memperkuat ekosistem sastra nasional sekaligus mendorong internasionalisasi karya sastra Indonesia.

Salah satu langkah penting adalah penyelenggaraan Sasana Sastra: Membaca 80 Tahun Indonesia di Teater Utama, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 22 Agustus lalu. Acara tersebut merupakan bagian dari upaya memperkenalkan karya sastra Indonesia ke pentas dunia.

“Kami berharap karya sastra Indonesia bisa lebih dikenal dan dihargai di tingkat internasional. Namun, pembinaan ekosistem sastra dalam negeri tetap menjadi prioritas agar lahir karya-karya berkualitas dari generasi penerus,” kata Fadli.

READ  Wamen Transmigrasi Viva Yoga Mauladi Paparkan 5 Program Transformasi Nasional, Dorong Transmigrasi Modern dan Berbasis Ekonomi Rakyat

Malam Dzikir Puisi: Refleksi Lintas Generasi

Acara Malam Dzikir Puisi sendiri menampilkan pembacaan puisi oleh para alumni UI dari lima dekade berbeda, mulai 1970-an hingga kini. Mereka di antaranya Sayuti Asyathrie, Linda Djalil, Yahya Andisaputra, Ali Sonhadj, Ishak Rafick, Neno Warisman, I. Yudhi Soenarto, hingga Indrajaya Piliang.

Selain pembacaan puisi, acara juga diisi penampilan musikalisasi puisi dari grup Mawar Merah Putih Indonesia, Swara SeadaNya, D’Yello, dan Ahmad Munjid. Mahasiswa UI turut ambil bagian, menandai semangat regenerasi dunia sastra di tanah air.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

Baca Lainnya

Syahrul Aidi Maazat Resmi Dilantik sebagai Ketua BKSAP DPR RI Gantikan Mardani Ali Sera

19 November 2025 - 04:43 WITA

Wakapolri Ungkap 62 Persen Permasalahan Internal Polri Berasal dari Tingkat Kewilayahan

19 November 2025 - 04:36 WITA

Perempuan Dosen Ditemukan Tewas di Hotel Semarang, Polisi Tidak Tahan Pria “Teman Sekamar”

19 November 2025 - 04:28 WITA

Mendagri Tito Karnavian Siap Bertolak ke Cilacap untuk Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana Usai Banjir dan Longsor Memakan Korban

19 November 2025 - 04:18 WITA

JK Hadiri Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah, Sebut Telah Jalankan Tugas Konstitusi untuk Majukan Kesejahteraan Bangsa

19 November 2025 - 04:11 WITA

Kuota Haji 2026 Disamaratakan 26 Tahun, Gus Irfan: Dinamis dan Tergantung Pendaftar

19 November 2025 - 04:05 WITA

Trending di Nasional