SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengaku baru menyadari pentingnya menjaga ucapan di depan publik setelah menjabat sebagai bendahara negara. Hal itu berbeda dengan saat dirinya masih menjadi Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“Kalau waktu di LPS, saya katanya ngomongnya agak ‘koboi’, sekarang enggak boleh saya,” kata Purbaya dalam rapat bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/9).
Purbaya menegaskan kini ia akan menyesuaikan gaya bicaranya dengan tanggung jawab sebagai Menkeu. Jika sebelumnya ia lebih leluasa berbicara, kini ia memilih menyampaikan pernyataan sesuai naskah resmi yang disiapkan oleh staf Kementerian Keuangan.
“Saya baru merasakan dampaknya, rupanya beda,” ujarnya.
Laporan ke DPR dan Respons Anggota Dewan
Dalam rapat tersebut, Purbaya memaparkan rencana kerja dan pagu anggaran Kemenkeu tahun 2026, yang terbagi dalam dua fokus utama: peran APBN sebagai stimulus ekonomi dan instrumen kesejahteraan, serta rencana kerja teknis Kemenkeu untuk tahun anggaran mendatang.
Purbaya didampingi Wakil Menkeu Suahasil Nazara, Anggito Abimanyu, Thomas Djiwandono, serta Sekretaris Jenderal Heru Pambudi, bersama jajaran direktur jenderal dan staf ahli.
Menanggapi pernyataannya, sejumlah anggota DPR mengingatkan bahwa sebagai Menkeu, Purbaya tetap diperbolehkan berbicara lugas, namun harus memastikan substansi yang disampaikan jelas dan tidak menimbulkan polemik.
Klarifikasi Soal Tuntutan 17+8
Sebelumnya, Purbaya menuai kritik setelah ucapannya terkait tuntutan 17+8 dianggap meremehkan aspirasi masyarakat. Ia menyebut tuntutan itu hanya suara sebagian kecil rakyat.
Namun, ia kemudian meluruskan pernyataannya.
“Bukan sebagian kecil. Maksud saya, ketika ekonomi agak tertekan, kebanyakan masyarakat yang merasa susah, bukan sebagian kecil. Bahkan bisa sebagian besar kalau sampai turun ke jalan. Jadi kuncinya di situ,” ujar Purbaya usai bertemu Presiden Prabowo di Istana, Selasa (9/9).
Purbaya pun meminta maaf atas kekeliruan ucapannya.
“Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf,” katanya.
Menkeu menegaskan dirinya berkomitmen penuh memulihkan perekonomian nasional dan menciptakan lapangan pekerjaan. Ia berjanji lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan di hadapan publik agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di kemudian hari.