Menu

Mode Gelap

Nasional · 9 Okt 2025 21:18 WITA

Menag Nasaruddin Umar dan BPS Kolaborasi Hitung PDB Satelit Syariah: Potensi Ekonomi Umat Bisa Capai Rp1.000 Triliun


 Menag Nasaruddin Umar dan BPS Kolaborasi Hitung PDB Satelit Syariah: Potensi Ekonomi Umat Bisa Capai Rp1.000 Triliun Perbesar

SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar menyambut baik rencana kolaborasi strategis antara Kementerian Agama (Kemenag) dan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menyusun Produk Domestik Bruto (PDB) Satelit Syariah. Langkah ini dinilai sebagai terobosan penting untuk memetakan potensi ekonomi keumatan yang selama ini belum terhitung secara komprehensif dalam sistem statistik nasional.

Dalam audiensi bersama Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Kamis (9/10), Menag mengungkapkan bahwa potensi ekonomi umat sangat besar dan masih belum tergali secara maksimal. Program ini direncanakan mulai disurvei dan diimplementasikan pada tahun 2026.

“Potensi ekonomi keagamaan luar biasa besar. Dari ibadah rutin seperti kurban saja bisa mencapai Rp38 triliun, itu baru 50% masyarakat yang berkurban,” ujar Nasaruddin.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa potensi dari ibadah-ibadah kompensasi seperti fidyah, dam (denda ibadah), luqathah (barang temuan), aqiqah, iwad (uang perceraian), serta infaq dan wasiat, jika diakumulasikan, berpotensi menyentuh angka Rp500 triliun.

READ  SBY Ingatkan Pentingnya Dialog dan Kebersamaan Pasca Aksi Demonstrasi

“Jika seluruh dana umat ini dapat diberdayakan secara optimal, total potensi ekonomi syariah di Indonesia bisa menembus Rp1.000 triliun,” tegasnya.

BPS: PDB Satelit Syariah Ukur Kontribusi Ekonomi Keagamaan

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa penyusunan PDB Satelit Syariah merupakan lanjutan dari inisiatif sebelumnya dalam bidang keuangan sosial Islam, termasuk kerja sama dengan Baznas dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

“PDB Satelit Syariah ini akan memberikan gambaran lebih akurat tentang kontribusi sektor keagamaan dan sosial Islam terhadap perekonomian nasional,” kata Amalia.

Amalia menegaskan, kolaborasi dengan Kemenag sangat penting, mengingat peran strategis kementerian tersebut dalam hal regulasi, pengumpulan data lapangan, dan sebagai lembaga keagamaan yang menyentuh akar rumput masyarakat.

Wakaf dan Zakat Jadi Pilar Ekonomi Syariah

READ  Sekjen Kemenag: Dukung Penangkapan ASN oleh Densus 88, Tapi Kedepankan Praduga Tak Bersalah

Menag Nasaruddin juga menyoroti pentingnya wakaf sebagai aset ekonomi jangka panjang. Ia bahkan menyebut bahwa luas tanah wakaf di Indonesia bisa mencapai dua kali luas Singapura.

“Ini adalah sumber daya besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Jika dikelola dengan baik, bisa menjadi motor pembangunan nasional,” ujar Nasaruddin.

Ia juga mengusulkan agar zakat dijadikan kebijakan (polistik) yang terintegrasi dalam sistem fiskal nasional, seperti di Malaysia, di mana pembayaran zakat bisa menjadi pengurang pajak.

“Jika sistem itu diterapkan, 100% masyarakat yang wajib pajak juga akan termotivasi untuk membayar zakat. Potensinya bisa berlipat ganda dari Rp41 triliun yang tercatat saat ini,” jelasnya.

Melibatkan Semua Umat Beragama

Menag juga menegaskan bahwa potensi ekonomi keagamaan tidak hanya berasal dari umat Islam. Ia mengajak semua pihak untuk memetakan dana keagamaan lintas agama, seperti penebusan dosa umat Katolik, persembahan umat Kristen, dan bentuk lainnya, yang selama ini belum masuk dalam perhitungan ekonomi nasional.

READ  Menag Nasaruddin Umar Ingatkan ASN Kemenag Jaga Sinergitas dan Akhlak Mulia

“Ini baru dari umat Islam. Belum kita hitung dana keagamaan dari agama lain. Jika semuanya diorganisir, ini bisa menjadi sumber pembangunan besar yang berasal dari kekuatan umat,” ujarnya.

Kemenag Siap Jadi Penggerak Utama

Menutup pertemuan tersebut, Menag Nasaruddin menyampaikan komitmen bahwa Kemenag siap menjadi penggerak utama dalam penyusunan dan implementasi PDB Satelit Syariah. Ia berharap kolaborasi ini terus dilanjutkan secara intensif dan terukur.

“Kami siap menjadi koordinator utama. Melalui sinergi lintas lembaga, kita bisa bangun Indonesia dari dana umat untuk kemaslahatan bersama,” pungkasnya.

INFOGRAFIS: Potensi Ekonomi Keumatan

Kurban: Rp38 triliun

Fidyah: Rp2,5 triliun

Dana ibadah kompensasi lainnya: Rp500 triliun

Potensi total: > Rp1.000 triliun

Artikel ini telah dibaca 5 kali

Baca Lainnya

Perayaan Natal Nasional 2025 Diusung Jadi Simbol Persatuan dan Kedamaian, Menag: Harus Berdampak dan Bermakna

10 Oktober 2025 - 00:14 WITA

5.800 WNI Dipenjara di Malaysia, Yusril: Malaysia Siap Pulangkan Kapan Saja, Tapi Lapas Kita Penuh

9 Oktober 2025 - 21:10 WITA

Mendagri Tito Karnavian Minta Kepala Daerah Optimalkan Peran APIP: Awasi Program, Hindari Pemborosan

9 Oktober 2025 - 20:47 WITA

Kontroversi Atlet Israel Ikuti Kejuaraan Senam di Indonesia, Menko Kumham: Menunggu Arahan Presiden

9 Oktober 2025 - 20:17 WITA

OJK Tegaskan Komitmen Jaga Integritas Perbankan dan Cegah Praktik Judi Online

9 Oktober 2025 - 18:55 WITA

Presiden Prabowo Subianto Pimpin Rapat Terbatas Bahas Swasembada Pangan di Istana Kepresidenan

9 Oktober 2025 - 18:01 WITA

Trending di Nasional