Menu

Mode Gelap

Nasional · 24 Nov 2025 11:45 WITA

Kemenkes Kirim Tim Investigasi ke Papua Usai Kematian Ibu Hamil Irene Sokoy


 Kemenkes Kirim Tim Investigasi ke Papua Usai Kematian Ibu Hamil Irene Sokoy Perbesar

SOALINDONESIA–JAKARTA Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) merespons cepat kasus kematian tragis Irene Sokoy, ibu hamil asal Sentani, Jayapura, Papua, yang meninggal bersama bayi dalam kandungannya setelah diduga mengalami penolakan rujukan dari sejumlah rumah sakit. Kemenkes memastikan segera mengirimkan tim khusus untuk melakukan investigasi bersama dinas kesehatan setempat.

“Kemenkes akan mengirimkan tim dari Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan ke Papua untuk menginvestigasi kasus ini bersama Dinas Kesehatan setempat,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, dalam keterangan tertulis, Minggu (23/11/2025).

Aji menegaskan, apabila nantinya ditemukan indikasi pelanggaran prosedur, Kemenkes akan menjatuhkan sanksi tegas kepada rumah sakit yang terbukti menolak pasien.

“Apabila ditemukan indikasi pelanggaran, pastinya akan ada sanksi tegas yang dikenakan untuk RS yang diduga menolak pasien,” ujarnya.

RS Dilarang Menolak Pasien

Aji menambahkan bahwa Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah berulang kali menegaskan bahwa rumah sakit wajib memberikan pertolongan kepada semua pasien, terutama kasus gawat darurat. Administrasi tidak boleh menjadi alasan penolakan.

“Penolakan pasien oleh RS merupakan pelanggaran UU Kesehatan yang dapat mengarah ke unsur pidana,” jelasnya.

READ  Kasus Korupsi Kuota Haji 2024, Cak Imin: Saya Enggak Ikut-Ikutan

Kemenkes, tambah Aji, menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya Irene dan bayi yang dikandungnya.

Kronologi: Irene Sokoy Meninggal Saat Dirujuk dari Satu RS ke RS Lain

Kisah tragis ini berawal ketika Irene Sokoy, warga Kampung Hobong, Sentani, Jayapura, mengalami pecah ketuban saat usia kehamilannya memasuki enam bulan. Dalam kondisi pembukaan enam, Irene dibawa keluarga ke RSUD Yowari pada pukul 15.00 WIT, Jumat (21/11/2025).

Namun, menurut penuturan kakak iparnya, Ivon Kabey, tenaga medis tidak segera melakukan tindakan.

“Proses persalinan tidak kunjung ditangani karena dugaan bayi berukuran besar, yakni empat kilogram,” ujar Ivon mengutip laporan Antara, Sabtu (22/11/2025).

Situasi memburuk. Irene semakin gelisah, sementara pihak keluarga meminta percepatan rujukan. Namun surat rujukan baru selesai menjelang tengah malam, dan ambulans baru tiba sekitar pukul 01.22 WIT.

Tiga Rumah Sakit Menolak, Irene Meninggal di Perjalanan

Upaya rujukan yang dilakukan keluarga justru menemui jalan buntu. Irene dan keluarga mendatangi tiga rumah sakit, namun semuanya menolak memberikan pelayanan.

1. RS Dian Harapan – menolak karena ruangan penuh.

READ  Menag Nasaruddin Umar: Dalam Al-Qur’an, Perempuan Setara dengan Laki-Laki dan Lebih Dekat dengan Sifat Ketuhanan

2. RS Abe – menolak karena renovasi fasilitas.

3. RS Bhayangkara – disebut menolak tanpa uang muka Rp4 juta.

Saat keluarga hendak melanjutkan ke RS Dok II, kondisi Irene memburuk dan ia meninggal dunia pada pukul 05.00 WIT—masih dalam perjalanan.

“Sejak awal adik ipar saya tidak ditangani dengan baik. Kami ke beberapa rumah sakit dan terus ditolak, sampai akhirnya adik saya meninggal bersama bayi yang dikandung,” kata Ivon menyesalkan.

Keterangan RSUD Yowari: Sudah Tangani Sesuai SOP

Setelah kasus ini viral dan menuai kecaman, Direktur RSUD Yowari, drg Maryen Braweri, memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa rumah sakit telah memberikan pelayanan sesuai prosedur.

“Kami menangani pasien berdasarkan koordinasi perawat dengan dokter spesialis kandungan yang bertugas saat itu melalui sambungan telepon karena sedang tidak berada di Papua,” ujarnya.

Maryen menjelaskan bahwa RSUD Yowari sebenarnya memiliki dua dokter spesialis kandungan. Namun satu di antaranya sedang menempuh pendidikan, sehingga hanya tersisa satu dokter yang menangani seluruh layanan kebidanan.

Ia menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan tenaga kesehatan yang berdampak pada tragedi ini.

READ  Presiden Prabowo Saksikan Penyerahan 6 Smelter Sitaan Kasus Korupsi Timah ke PT Timah Tbk: Nilai Aset Capai Rp 7 Triliun

“Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga almarhumah, yang mana atas kekurangan sumber daya manusia di RSUD Yowari mengakibatkan Ibu Irene Sokoy meninggal dunia,” ujarnya.

RSUD Yowari dan Dinas Kesehatan Gelar Audit Kasus

Pihak RSUD Yowari kini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua untuk melakukan audit menyeluruh terkait rangkaian pelayanan yang diberikan kepada Irene.

“Audit ini untuk memastikan seluruh prosedur pelayanan dijalankan sesuai standar dan mengklarifikasi rangkaian kejadian yang dialami pasien sebelum meninggal,” ujar Maryen.

Hasil audit akan diumumkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua setelah semua pemeriksaan medis, wawancara tenaga kesehatan, dan analisis pelayanan selesai dilakukan.

Terkait kekurangan dokter spesialis kandungan, RSUD Yowari telah mengajukan permohonan penambahan tenaga medis ke Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Jayapura.

“Seiring dengan kejadian tersebut, kami juga berupaya memperkuat layanan kesehatan dengan menambah tenaga dokter spesialis,” ujar Maryen.

Kasus kematian Irene Sokoy kini menjadi perhatian nasional. Kemenkes berjanji memastikan investigasi berjalan menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang dan rumah sakit mematuhi kewajiban untuk tidak menolak pasien dalam kondisi darurat.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

Baca Lainnya

Mendagri Tito Karnavian Tinjau Banjir Lhokseumawe, Fokus Pastikan Infrastruktur Vital dan Logistik Aman

30 November 2025 - 22:27 WITA

Pemerintah Kerahkan 28 Helikopter untuk Bantu Penanganan Bencana di Sumatera

30 November 2025 - 22:18 WITA

Menhan Sjafrie Tinjau Lokasi Banjir Bandang di Pidie Jaya, Pastikan Distribusi Logistik dan Pemulihan Akses Berjalan Cepat

30 November 2025 - 18:34 WITA

BNPB Kirim Bantuan Lewat Udara ke Aceh Tamiang, Bener Meriah, dan Aceh Tengah

30 November 2025 - 18:06 WITA

TNI AL Kerahkan Kapal Rumah Sakit dan Pasukan Marinir untuk Bantu Korban Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

30 November 2025 - 16:58 WITA

Prabowo Targetkan Kemiskinan Turun di Bawah 6 Persen, Tantangan Struktural Dinilai Hambat Upaya Pengentasan

30 November 2025 - 16:24 WITA

Trending di Nasional