Menu

Mode Gelap

Nasional · 1 Nov 2025 12:53 WITA

BMKG Capai Lompatan Besar: Peringatan Dini Gempa dan Tsunami Kini Maksimal 3 Menit, Akurasi 90%


 BMKG Capai Lompatan Besar: Peringatan Dini Gempa dan Tsunami Kini Maksimal 3 Menit, Akurasi 90% Perbesar

SOALINDONESIA–JAKARTA Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat capaian besar dalam sejarah modernisasi sistem kebencanaan nasional. Kini, peringatan dini gempa bumi dan tsunami di Indonesia dapat diberikan maksimal dalam waktu tiga menit setelah kejadian, dengan akurasi lebih dari 90 persen.

Peningkatan signifikan ini disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam acara Closing Ceremony Indonesia Disaster Resilience Initiative Project (IDRIP) di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

“Sebelumnya peringatan dini diberikan dalam waktu lima menit. Setelah dikerjakan melalui proyek IDRIP, kami sudah dapat memberikan peringatan dini maksimal tiga menit, bahkan beberapa kejadian antara dua sampai tiga menit. Akurasinya pun meningkat dan jangkauannya lebih luas,” ujar Dwikorita.

Sistem Terintegrasi MHEWS, Didukung Superkomputer Nasional

Dwikorita menjelaskan, sistem peringatan dini yang baru kini diintegrasikan dalam Multi Hazard Early Warning System (MHEWS) — sistem peringatan dini multi-bencana yang menggabungkan berbagai sumber data dalam satu jaringan terpadu.

READ  Presiden Prabowo: TNI Selalu Tampil di Saat Kritis dan Harus Siap Hadapi Segala Kemungkinan

MHEWS memiliki dua pusat operasi utama: pusat utama di Kemayoran (Jakarta) dan backup center di Denpasar (Bali). Kedua pusat ini didukung oleh superkomputer nasional berperforma tinggi (high-performance computing) untuk mempercepat analisis data seismologi dan tsunami secara real-time.

“Supercomputer yang dihasilkan dari proyek IDRIP ini termasuk dalam 500 besar supercomputer dunia. Kita beri nama SMONG (Supercomputer for Multi-hazards Operations and Numerical Modelling),” jelas Dwikorita.

Sistem ini memungkinkan aliran informasi dari hulu ke hilir — mulai dari sensor gempa di lapangan hingga pesan peringatan ke masyarakat — berlangsung jauh lebih cepat dan efisien.

Penguatan SDM dan Kolaborasi Nasional

Selain pembaruan teknologi, BMKG juga memperkuat kapasitas sumber daya manusia. Lebih dari 40 pelatihan telah digelar, melibatkan lebih dari 1.000 peserta lintas satuan kerja, instansi, dan pemerintah daerah.

READ  Hujan Deras Picu Banjir dan Longsor di Cisolok Sukabumi, Ratusan Warga Terdampak

Dwikorita menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proyek IDRIP, termasuk BNPB sebagai Executing Agency, Bank Dunia, dan berbagai kementerian/lembaga serta pemerintah daerah.

“Mari kita perkuat Early Warning for All dan Early Action by All — agar peringatan dini yang makin cepat dan akurat benar-benar dapat menyelamatkan nyawa,” tutupnya.

BNPB: Pelajaran dari Bencana Besar 2018

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan bahwa proyek IDRIP merupakan hasil dari pelajaran penting pasca bencana besar tahun 2018 — gempa NTB, Palu-Donggala, dan tsunami Selat Sunda — yang mengungkap kelemahan dalam sistem peralatan dan kesiapsiagaan nasional.

“Bencananya tidak bisa dihentikan, tapi risikonya bisa dikurangi,” tegas Suharyanto.

READ  Gempa 3,8 Magnitudo Guncang Sukabumi, 5 Rumah Rusak di Desa Cipeteuy

Menurutnya, saat ini rantai hilir sistem peringatan dini telah jauh lebih siap. Informasi dari BMKG kini langsung terhubung ke Pusdalops pusat dan daerah, diteruskan ke desa tangguh bencana, dan dapat segera memicu aktivasi sirine evakuasi.

Warga di daerah rawan juga telah terlatih untuk mengikuti rute evakuasi yang sudah diperkenalkan dalam latihan rutin, sehingga perilaku berisiko seperti berbondong ke pantai saat air surut dapat dicegah.

Indonesia Menuju Era Baru Ketangguhan Bencana

Dengan implementasi sistem MHEWS dan superkomputer SMONG, Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan sistem peringatan dini gempa dan tsunami tercepat di dunia.

Langkah ini menandai era baru dalam ketangguhan nasional menghadapi bencana alam, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai laboratorium mitigasi bencana yang diakui dunia internasional.

Artikel ini telah dibaca 7 kali

Baca Lainnya

Mendagri Tito Karnavian Siap Bertolak ke Cilacap untuk Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana Usai Banjir dan Longsor Memakan Korban

19 November 2025 - 04:18 WITA

Kuota Haji 2026 Disamaratakan 26 Tahun, Gus Irfan: Dinamis dan Tergantung Pendaftar

19 November 2025 - 04:05 WITA

Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Milad ke-113 Muhammadiyah, Tegaskan Peran Strategis dalam Memajukan Bangsa

19 November 2025 - 03:46 WITA

Menko Airlangga dan Menteri Perdagangan Singapura Bahas Penguatan Integrasi Ekonomi Kawasan

19 November 2025 - 03:37 WITA

Pemerintah Perkuat Hubungan Internasional, Indonesia–Singapura Tingkatkan Kerja Sama Investasi dan Pengembangan Kawasan BBK

19 November 2025 - 03:30 WITA

MK Wajibkan Polisi yang Isi Jabatan Sipil Mundur, Menhut Raja Juli Antoni: Kehadiran Polri di Kemenhut Sangat Membantu

19 November 2025 - 03:20 WITA

Trending di Nasional