SOALINDONESIA–MALUKU Maluku Barat Daya, 1 Oktober 2025 — Gempa bumi berkekuatan 6,1 magnitudo mengguncang wilayah Maluku Barat Daya pada Rabu malam, (1/10/2025), tepatnya pada pukul 20.49 WIB. Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui kanal resminya.
Dalam keterangannya, BMKG menyebut pusat gempa berada di 88 kilometer Timur Laut Maluku Barat Daya, dengan kedalaman 163 kilometer di bawah permukaan laut.
“Gempa ini tergolong menengah dan tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG dalam rilis cepatnya.
Analisis BMKG: Gempa Tektonik dalam Zona Subduksi
Gempa ini dikategorikan sebagai gempa bumi tektonik yang terjadi akibat aktivitas subduksi di wilayah Laut Banda, yang memang dikenal aktif secara seismik. Meski magnitudonya cukup besar, kedalaman gempa yang mencapai 163 km membuat energinya tidak terlalu berdampak di permukaan.
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa.
Getaran Terasa di Beberapa Wilayah Sekitar
BMKG juga menerima laporan bahwa getaran gempa dirasakan di beberapa wilayah sekitar Maluku, meski dalam skala ringan hingga sedang. Masyarakat di Tiakur, Saumlaki, dan sebagian wilayah di Ambon dilaporkan sempat merasakan guncangan selama beberapa detik.
“Getaran terasa seperti ada kendaraan besar lewat. Tapi tidak ada kepanikan, hanya sebagian warga keluar rumah untuk berjaga-jaga,” ujar Fadli, warga Tiakur, dalam wawancara singkat.
BMKG Imbau Masyarakat Tetap Tenang
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Warga juga disarankan untuk memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal masing-masing, terutama jika mengalami guncangan cukup kuat.
“Hindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Periksa juga saluran listrik dan gas untuk mencegah potensi kebakaran,” imbau BMKG.
BMKG juga menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, sehingga masyarakat di wilayah pesisir dapat beraktivitas dengan tenang, namun tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.