SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bertolak ke Vatikan, Roma, untuk menghadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’ Egidio di Koloseum. Kehadirannya mewakili Indonesia dalam forum lintas agama bergengsi yang dihadiri para tokoh dunia untuk memperkuat dialog dan kerja sama kemanusiaan.
Nasaruddin berangkat dari Jakarta pada Sabtu (25/10/2025). Setibanya di Roma, ia menghadiri undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Takhta Suci Vatikan dan bertemu dengan ratusan diaspora Indonesia yang berdomisili di Italia.
Hadir dalam pertemuan itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Takhta Suci, Michael Trias Kuncahyono, yang juga bertindak sebagai tuan rumah. Turut hadir sejumlah tokoh diplomatik, antara lain Duta Besar Jepang untuk Takhta Suci CHIBA Akira, Duta Besar Lituania Sigita Maslauskaite Mazyliene, Duta Besar Liga Negara-negara Arab Enas Mekkawy, Kuasa Usaha Kedutaan Haiti Marie Guerlyne Janvier, Kuasa Usaha Kedutaan Peru Manuel Carrasco, serta para Imam dan Biarawati asal Indonesia.
“Kunjungan saya ke Roma dan Vatikan adalah untuk berbicara tentang ‘Mengenang Paus Fransiskus’ pada Pertemuan Internasional untuk Perdamaian yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant’ Egidio di Koloseum,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya, Minggu (26/10/2025).
Bawa Semangat Kemanusiaan dan Dialog Lintas Iman
Pertemuan yang akan digelar pada Senin (27/10/2025) itu diharapkan menjadi momentum memperkuat semangat perdamaian global di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dunia. Nasaruddin, yang juga menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, menegaskan bahwa kehadirannya membawa semangat kemanusiaan dan dialog antaragama yang telah menjadi nilai utama bangsa Indonesia.
Ia mengenang kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal pada September 2024, di mana keduanya menandatangani Deklarasi Istiqlal, sebuah komitmen bersama untuk mengadvokasi kemanusiaan, dialog lintas agama, dan perlindungan lingkungan hidup.
“Selama kunjungan Yang Mulia, saya memiliki pertemuan yang sangat berkesan dengan beliau saat kami menandatangani Deklarasi Istiqlal. Semangat kemanusiaan itu, bahwa kemanusiaan hanya memiliki satu warna, tetap hidup setelah wafatnya Paus Fransiskus,” tutur Nasaruddin.
Lebih lanjut, Nasaruddin menegaskan bahwa nilai-nilai keberagaman dan toleransi merupakan warisan luhur bangsa Indonesia yang tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
“Semangat kemanusiaan dan keberagaman agama serta budaya ini telah menjadi warisan Indonesia sebagaimana tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” tandasnya.
Tentang Komunitas Sant’ Egidio dan Forum Perdamaian Dunia
Komunitas Sant’ Egidio merupakan organisasi internasional berbasis di Roma yang dikenal luas sebagai gerakan perdamaian dan solidaritas global. Setiap tahun, mereka mengadakan International Meeting for Peace, yang mempertemukan pemimpin lintas agama, politikus, dan tokoh kemanusiaan dunia untuk membangun jembatan dialog dan persaudaraan antarbangsa.
Kehadiran Menag Nasaruddin Umar dalam forum ini menunjukkan komitmen Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang tetap konsisten mengedepankan moderasi beragama, toleransi, dan kerjasama lintas iman demi terciptanya perdamaian dunia.











