SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tercatat beberapa kali menghadap Presiden Prabowo Subianto dalam sepekan terakhir. Intensitas pertemuan ini dinilai menandakan fokus serius pemerintah terhadap sektor ekonomi di tengah dinamika global dan kebutuhan akselerasi nasional.
Menko Airlangga tidak datang sendirian. Sejumlah menteri bidang ekonomi dalam Kabinet Merah Putih juga dipanggil ke Istana, antara lain Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri ATR Nusron Wahid, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, hingga Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Paket Ekonomi 2025
Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, pemanggilan Menko Airlangga merupakan hal yang lazim dilakukan untuk membahas perkembangan ekonomi nasional.
“Sebenarnya biasa saja dari dulu Menko (Perekonomian) dipanggil atau Ratas ke Istana. Namun fokus saat ini tentu Akselerasi Program Ekonomi 8+4+5 akhir tahun 2025 yang bertujuan meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja,” kata Haryo, Rabu (17/9/2025).
Dalam catatan, Menko Airlangga pertama kali dipanggil ke Istana pada 9 September 2025, sehari setelah reshuffle kabinet yang menetapkan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani.
Puncaknya, pada 15 September 2025, Airlangga bersama Menkeu Purbaya mengumumkan Program Paket Ekonomi 2025 usai bertemu Presiden. Total ada 17 program ekonomi: 8 program akselerasi untuk 2025, 4 program yang dilanjutkan pada 2026, dan 5 program untuk penyerapan tenaga kerja.
“Rapat dengan Pak Presiden tadi membahas terkait kebijakan yang akan diambil, yang kita beri nama Program Paket Ekonomi 2025. Terdiri dari 8 program akselerasi di 2025, 4 program di 2026, dan 5 program andalan pemerintah untuk tenaga kerja,” jelas Airlangga di Istana, Senin (15/9/2025).
Fokus EBT dan Investasi
Sehari setelah pengumuman paket ekonomi, Airlangga kembali mendatangi Istana pada 16 September 2025. Kali ini, topik yang dibahas bersama Presiden adalah energi baru terbarukan (EBT) dan investasi hijau.
“Ini kaitan dengan energi baru terbarukan,” ujar Airlangga singkat. Pertemuan tersebut juga dihadiri Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, serta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Instruksi Presiden
Hasil rangkaian rapat terbatas itu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan agar para menteri sektor ekonomi mempercepat program prioritas pemerintah dan memangkas hambatan birokrasi. Paket kebijakan ekonomi diharapkan mampu menjaga pertumbuhan, menarik investasi, sekaligus memperluas lapangan kerja.
Sebelumnya, Presiden Prabowo merevisi target pertumbuhan ekonomi 2025 menjadi 5,3 persen, sejalan dengan proyeksi stabilitas global dan kebutuhan akselerasi reformasi struktural.