SOALINDONESIA–JAKARTA Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti potensi kebocoran dalam anggaran pendidikan yang telah dialokasikan melalui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Menurut Prabowo, persoalan tersebut kerap dirasakan langsung oleh masyarakat di daerah.
“Anggaran (pendidikan) kita besar, tapi masih besar pula kebocoran-kebocoran. Saudara-saudara di daerah-daerah lebih tahu masalah ini daripada kami-kami di Jakarta,” kata Prabowo dikutip dari laman resmi Sekretariat Presiden, Selasa (26/8/2025).
Perlu Tata Kelola Anggaran yang Bersih
Prabowo menegaskan pentingnya pengelolaan anggaran pendidikan secara bersih, transparan, dan tepat sasaran. Ia mencontohkan bahwa praktik kebocoran anggaran di sejumlah negara lain harus menjadi pelajaran agar tidak terjadi di Indonesia.
“Kalian yang merasakan, selalu Anda dengarkan anggarannya sekian, tapi kok sampai di saya sekian, hangusnya di mana? Menghilangnya di mana? Saudara-saudara, ini harus kita perbaiki,” tegasnya.
Pendidikan Harus Ditingkatkan Menyeluruh
Selain itu, Prabowo menilai peningkatan kualitas pendidikan tidak boleh dilakukan secara bertahap dan terbatas. Menurutnya, Indonesia tidak memiliki banyak waktu karena dunia tengah berlomba-lomba memajukan sistem pendidikannya.
“Tidak bisa kita tunggu, tidak bisa kita katakan ya kita mulai aja dulu dengan 10 sekolah, nanti kalau 10 sekolah berhasil kita tambah lagi 30 sekolah,” ujarnya.
“Maaf, dunia tidak seperti itu. Dunia sekarang berlomba-lomba, tetangga-tetangga kita juga berlomba-lomba. Kita tidak punya banyak waktu. Karena itu, seluruh jenjang pendidikan harus segera diperbaiki,” sambungnya.
Komitmen Pemerintah
Pemerintah, kata Prabowo, akan terus memperkuat reformasi pendidikan agar dana besar yang dialokasikan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama di daerah.
Dengan langkah ini, Prabowo berharap kualitas pendidikan Indonesia bisa segera mengejar ketertinggalan dan bersaing dengan negara-negara lain.