SOALINDONESIA–JAKARTA Satu tahun perjalanan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi momentum penting dalam meletakkan fondasi arah pembangunan nasional, khususnya di bidang perekonomian.
Dalam kurun waktu singkat, berbagai kebijakan strategis dan program konkret telah dijalankan untuk memastikan hasil pembangunan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia berhasil mempertahankan kinerja ekonomi yang stabil, inklusif, dan berdaya tahan. Kondisi tersebut mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi sekaligus memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang.
“Saat ketidakpastian dalam geopolitik maupun geoperekonomian global, Managing Director IMF justru meningkatkan outlook terhadap Indonesia — baik untuk tahun 2025 maupun 2026 — dari 4,8 menjadi 4,9%. Bahkan Managing Director Kristalina menyebut Indonesia sebagai bright spot, titik terang di tengah perlambatan ekonomi dunia. Ini berkat reformasi kelembagaan dan disiplin kebijakan fiskal,”
ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Garuda TV Indonesia Kita Spesial: 1 Tahun Prabowo–Gibran untuk Indonesia, Senin (20/10/2025), dikutip Selasa (21/10/2025).
Stabilitas Ekonomi dan Reformasi Struktural
Selama satu tahun pertama Kabinet Merah Putih, pemerintah berhasil menjaga stabilitas ekonomi makro, memperkuat sektor keuangan, meningkatkan arus investasi, serta memperluas kerja sama internasional. Reformasi struktural dan deregulasi kebijakan ekonomi juga terus dilanjutkan demi menciptakan iklim usaha yang kompetitif.
Beberapa indikator ekonomi menunjukkan tren positif, dengan tingkat inflasi yang terkendali dan pertumbuhan investasi asing langsung (FDI) yang meningkat di berbagai sektor, termasuk industri hilirisasi dan energi hijau.
Program Unggulan: Dari Gizi hingga Pendidikan
Program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu tonggak keberhasilan utama pemerintahan Prabowo–Gibran. Hingga Oktober 2025, program ini telah menjangkau 36,7 juta penerima manfaat dengan realisasi 1,1 miliar porsi makanan bergizi. Pelaksanaan program tersebut melibatkan 12.508 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan menciptakan 394.748 lapangan kerja baru di berbagai daerah.
Di bidang pendidikan, Program Beasiswa Sekolah Rakyat telah diberikan kepada 9.705 siswa dari keluarga miskin (Desil 1–2), disertai dengan pembangunan 10 Sekolah Garuda Baru serta renovasi 16.140 gedung sekolah dari jenjang SD hingga SMA.
Perbaikan Akses Kesehatan dan Penguatan Ekonomi Desa
Dalam sektor kesehatan, Program Cek Kesehatan Gratis telah menjangkau 43 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Program ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan akses layanan kesehatan preventif dan deteksi dini penyakit.
Pemerintah juga memperkuat ekonomi pedesaan melalui pembentukan 81.613 unit Koperasi Desa Merah Putih yang berfungsi sebagai sentra ekonomi rakyat. Selain itu, 3,46 juta pelaku UMKM, petani, dan nelayan telah memperoleh akses pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga September 2025.
Di sisi perumahan, Program Rumah Subsidi (FLPP) telah merealisasikan 221.047 unit rumah, sementara di sektor kelautan, pemerintah membangun 100 Kampung Nelayan Merah Putih sebagai simbol kemandirian dan kemajuan masyarakat pesisir.
Dukungan untuk UMKM dan Stimulus Ekonomi
Sebagai wujud keberpihakan terhadap pelaku usaha kecil, pemerintah juga menghapus tagihan utang macet UMKM di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kelautan. Kebijakan ini bertujuan memulihkan kapasitas produktif masyarakat setelah masa krisis global.
Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi jangka pendek, pemerintah menerapkan stimulus di dua sisi sekaligus — supply dan demand.
Dari sisi supply, pemerintah menempatkan dana Rp200 triliun di perbankan untuk meningkatkan likuiditas dan menurunkan biaya dana.
Dari sisi demand, pemerintah meluncurkan Paket Ekonomi 8+4+5 serta berbagai stimulus konsumsi guna memperkuat daya beli masyarakat.
Strategi Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8%
Dalam jangka menengah, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen melalui implementasi strategi tiga pilar utama:
1. Peningkatan investasi untuk mengoptimalkan infrastruktur yang telah dibangun;
2. Pelaksanaan hilirisasi berkelanjutan guna menciptakan nilai tambah di sektor industri;
3. Pemberdayaan sektor riil, termasuk digitalisasi UMKM, kemudahan pembiayaan, dan penguatan pelatihan tenaga kerja.
“Kita optimis dan yakin bisa berinovasi. Mahasiswa dan generasi muda akan menjadi pengungkit perubahan. Dua puluh tahun lagi, adik-adik yang ada di ruangan ini akan berdiri di depan, memimpin bangsa,” tutur Menko Airlangga dalam pidatonya.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati dan Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.
Dengan capaian tersebut, satu tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran menandai langkah awal menuju Indonesia Emas 2045, di mana pertumbuhan ekonomi tidak hanya kuat di atas kertas, tetapi juga berkeadilan dan menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.











