SOALINDONESIA–MATARAM Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar secara resmi membuka Indonesia Ekonomi Syariah (IES) Forum dan Expo 2025 di Islamic Center Hubbul Wathan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (23/10/2025). Kegiatan berskala nasional ini menjadi wadah kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Menag menjelaskan alasan pemilihan NTB sebagai tuan rumah penyelenggaraan tahun ini.
“Provinsi NTB adalah daerah yang paling berani mengedepankan ekonomi dan perbankan syariah. Bank Pembangunan Daerah NTB bahkan menjadi salah satu yang tercepat bertransformasi menjadi bank syariah penuh. Karena itu, sangat relevan bila starting point IES kita mulai dari NTB,” ujar Menag.
Tidak untuk “Syariahtisasi”, Tapi Membuka Peluang Ekonomi Halal
Menag menegaskan bahwa penguatan ekonomi syariah bukan untuk melakukan “syariahtisasi” terhadap sistem negara, melainkan untuk memperluas peluang ekonomi halal dan investasi beretika yang kini diakui secara global.
“Kita tetap negara Pancasila. Namun ada prospek besar yang harus kita garap bersama. Inggris, misalnya, menjadi negara yang sangat serius mengembangkan ekonomi syariah, bahkan banyak pakar ekonomi Islam modern belajar ke sana,” jelasnya.
Ia juga menyoroti tren global di mana banyak negara non-muslim kini mengembangkan produk halal.
“Thailand dan Jepang berlomba-lomba mengembangkan industri halal. Dulu di Jepang sulit mencari makanan halal, sekarang restoran halal sudah banyak. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa pun bersaing menciptakan produk halal karena sadar umat Islam, dengan populasi 1,3 miliar jiwa, adalah pasar ekonomi yang luar biasa besar,” paparnya.
Menurut Nasaruddin, Indonesia memiliki kombinasi ideal antara stabilitas politik, ekonomi, dan masyarakat yang moderat untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
“Ada negara yang gagal membayar pegawainya dan mengalami krisis berat. Namun Indonesia justru menunjukkan hal sebaliknya — kebijakan yang berpihak kepada rakyat, seperti program makan bergizi gratis bagi siswa dan pemberdayaan nelayan. Ini capaian yang luar biasa,” ungkapnya.
IES: Gerakan Menghidupkan Potensi Dana Umat
Lebih lanjut, Menag menjelaskan bahwa Indonesia Ekonomi Syariah (IES) adalah gerakan nasional untuk mengoptimalkan potensi dana umat — mulai dari zakat, infak, sedekah, hibah, wakaf, hingga fidyah — agar menjadi kekuatan ekonomi baru.
“Kami menyebutnya raksasa besar yang sedang tidur. Potensi dana umat kita sangat besar, dan bila dikelola profesional akan menjadi kekuatan ekonomi baru. Masjid di masa Rasulullah SAW bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat ekonomi dan pemberdayaan umat. NTB akan menjadi pilot project untuk mengembangkan konsep ini,” terang Menag.
Wagub NTB: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat untuk Ekonomi Berkah
Wakil Gubernur NTB Indah Damayanti Putri dalam sambutannya menegaskan bahwa IES Forum dan Expo 2025 merupakan momentum strategis untuk memperkuat sinergi nasional dalam membangun ekonomi syariah yang inklusif dan berkeadilan.
“IES bukan sekadar acara, tapi momentum berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta menjadi inspirasi dalam pengembangan ekonomi syariah yang inovatif dan penuh keberkahan. Keberhasilan ekonomi bukan hanya diukur dari angka pertumbuhan, tetapi dari keberkahan dan manfaat sosial bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, NTB berkomitmen menjadi pusat ekonomi syariah di kawasan Indonesia Timur melalui program nyata.
“Kami terus memberdayakan ekonomi pesantren dan santripreneur agar menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Kami juga mendorong pengembangan produk halal, UMKM berdaya saing global, inovasi keuangan syariah, serta optimalisasi zakat, infak, dan wakaf untuk kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Kolaborasi Nasional dan Dukungan Internasional
Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan perwakilan internasional, antara lain Ketua TP PKK NTB Hj. Sinta M. Iqbal, Kepala Kanwil Kemenag NTB H. Zamroni Aziz, Pj. Sekda NTB Lalu Muhammad Faizol, serta para duta besar — termasuk Dubes Suriah H.E. Mr. Abdulmonem Annaan dan Dubes Azerbaijan H.E. Mr. Rsmli Rzayev.
Turut hadir pula Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Direktur Utama Istiqlal Fund Ahsanul Haq, Forum Kepala Kanwil Kemenag se-Indonesia, dan Rektor UIN Mataram Prof. Dr. Masnun Thahir.
Kehadiran para duta besar dan pemangku kepentingan lintas sektor tersebut menunjukkan dukungan kuat terhadap upaya Indonesia menjadi poros ekonomi syariah dunia.
Indonesia Ekonomi Syariah Forum dan Expo 2025 diharapkan menjadi langkah strategis dalam membangun sistem ekonomi umat yang adil, transparan, dan berdaya saing global — dimulai dari tanah “Seribu Masjid”, Nusa Tenggara Barat.











