SOALINDONESIA–JAKARTA Presiden ke-5 Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan ucapan selamat atas Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Meskipun tidak hadir secara langsung dalam upacara peringatan puncak di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Megawati menyampaikan pesan khusus yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, pada Minggu (5/10).
“TNI adalah kekuatan pertahanan yang berasal dari rakyat. Peran TNI terbukti sangat efektif menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan negara, serta menjadi kekuatan penjaga perdamaian dunia yang disegani,” ujar Hasto dalam keterangan resminya.
Megawati Tak Hadir di Monas, Prabowo Pimpin Upacara
HUT ke-80 TNI tahun ini dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto sebagai inspektur upacara. Turut hadir dalam barisan pejabat tinggi negara antara lain:
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto
Kepala staf dari ketiga matra (AD, AL, AU)
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Namun, Megawati Soekarnoputri tidak tampak di lokasi. Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak Megawati mengenai alasan ketidakhadirannya.
Hasto: TNI Harus Menjaga Amanat Konstitusi dan Perdamaian Dunia
Dalam keterangannya, Hasto juga menyoroti bahwa TNI selama ini mampu menjalankan diplomasi pertahanan yang berkontribusi besar terhadap posisi strategis Indonesia dalam geopolitik global.
“Dalam perspektif geopolitik, selain menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan negara, maka doktrin, strategi, dan postur pertahanan TNI juga harus dirancang untuk menjaga amanat konstitusi bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa,” ujar Hasto.
Ia menggarisbawahi bahwa peran TNI dalam misi perdamaian dunia merupakan implementasi nyata dari amanat konstitusi Indonesia yang menolak penjajahan dalam bentuk apa pun.
PDIP Apresiasi Kepemimpinan Prabowo dalam Penguatan TNI
Hasto juga menyampaikan apresiasi PDI Perjuangan terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang dinilai berhasil membangun postur pertahanan TNI dengan cara pandang geopolitik yang kuat dan berorientasi jangka panjang.
“TNI semakin kokoh, modern, dan profesional, namun tetap menampilkan jati dirinya sebagai tentara rakyat,” katanya.
Ia menegaskan bahwa diplomasi pertahanan yang dijalankan TNI harus sejalan dengan politik luar negeri bebas aktif yang telah lama menjadi pijakan diplomasi Indonesia.
TNI: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat
PDI Perjuangan melalui pernyataan Megawati juga menegaskan kembali bahwa TNI tidak boleh lepas dari akarnya sebagai bagian dari rakyat. Karakter tersebut harus tetap dijaga agar TNI terus menjadi institusi yang dipercaya, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga oleh dunia internasional.
“PDI Perjuangan percaya bahwa kekuatan utama TNI terletak pada kedekatannya dengan rakyat. Di situlah kekuatan sejati pertahanan Indonesia,” tutup Hasto.
Peringatan HUT ke-80 TNI menjadi momentum penting dalam menegaskan peran strategis TNI dalam menjaga keutuhan bangsa, kedaulatan negara, serta kontribusi nyata dalam menjaga stabilitas global.
Ucapan selamat dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menjadi pengingat akan sejarah panjang keterlibatan TNI dalam setiap fase perjuangan bangsa, sekaligus dukungan terhadap transformasi TNI menuju kekuatan pertahanan yang modern dan berpihak pada rakyat.