SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengusulkan agar mata pelajaran tentang gizi dan keamanan pangan dimasukkan ke dalam kurikulum wajib di sekolah-sekolah.
Usulan ini dilontarkan Menkes dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI pada Rabu (1/10/2025), sebagai langkah preventif dalam menanggapi meningkatnya kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kita sejak dulu waktu stunting sudah bikin Kurikulum Merdeka sama Pak Nadiem (Makarim). Beberapa kurikulum-kurikulum kesehatan dibikin bersama-sama dengan Mendikdasmen dulu yang kita masukkan ke Kurikulum Merdeka Belajar. Sehingga mendidik anak-anak kita mengenai gizi dan keamanan makanan,” ujar Budi.
Ingin Kurikulum Gizi Bukan Sekadar Pilihan, Tapi Wajib
Menkes mengaku sudah berbicara langsung dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) agar topik gizi dan keamanan pangan tidak hanya menjadi bagian dari pilihan dalam Kurikulum Merdeka, tetapi masuk sebagai pelajaran wajib.
“Saya udah ngomong sama Menteri Dikdasmen, kalau bisa yang mengenai keamanan pangan dan gizi dimasukin bukan hanya Merdeka Belajar, itu kan bisa milih, ini dimasukin sebagai wajib,” tegasnya.
Langkah ini, menurut Budi, akan memberikan fungsi kontrol tambahan di lingkungan sekolah, khususnya terhadap kualitas makanan yang disediakan dalam program MBG.
Anak-Anak Bisa Menjadi Pengawas Pertama
Dengan dibekali pengetahuan dasar tentang gizi dan keamanan makanan, Budi berharap para siswa bisa lebih sadar dan kritis terhadap makanan yang mereka konsumsi. Ia mencontohkan, anak-anak akan mampu menilai sendiri jika ada makanan yang tampaknya tidak layak konsumsi.
“Supaya nanti anak-anak juga tahu. Gak usah diajarin gurunya. ‘Pak, ini sudah gak sehat nih, jadi saya gak makan,’ dan melaporkannya. Sehingga fungsi kontrolnya lebih baik lagi,” terang Budi.
Materi Sudah Disiapkan, Peluncuran Segera Dilakukan
Menkes juga mengungkapkan bahwa materi pembelajaran tentang gizi dan keamanan pangan sudah disusun oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), sehingga implementasinya tinggal menunggu peluncuran resmi.
“Materi-materinya kan sudah ada juga, sudah dibikinin sama teman-teman dari Kemendikdasmen sehingga ini akan kita luncurkan,” ujarnya.
Latar Belakang: Kasus Keracunan MBG Terus Meningkat
Usulan Menkes ini datang di tengah sorotan publik terhadap meningkatnya kasus keracunan makanan MBG yang terjadi di berbagai daerah. Program Makan Bergizi Gratis, yang menjadi program prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto, bertujuan meningkatkan kualitas gizi pelajar di seluruh Indonesia.
Namun sejak pertengahan 2025, tercatat ribuan siswa mengalami keracunan, dengan dugaan kuat berasal dari kualitas makanan yang buruk atau tidak higienis. Pemerintah kini gencar melakukan evaluasi terhadap dapur MBG, atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang dinilai belum memiliki standar sanitasi memadai.
Perkuat Literasi Gizi Sejak Usia Dini
Usulan Menkes ini dinilai sejalan dengan upaya peningkatan literasi kesehatan sejak usia dini. Dengan mengintegrasikan pendidikan gizi dan keamanan pangan sebagai bagian dari kurikulum wajib, diharapkan anak-anak tidak hanya menjadi penerima manfaat program MBG, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kesehatan mereka sendiri.
Langkah ini juga dapat mendukung target Indonesia Emas 2045, dengan membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan sadar pangan.