SOALINDONESIA–JAKARTA Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tengah menyiapkan langkah strategis untuk menekan praktik shadow economy yang masih marak di berbagai sektor usaha.
Mengutip penjelasan International Monetary Fund (IMF), shadow economy adalah kegiatan ekonomi yang disembunyikan dari otoritas resmi, pengaturan, maupun kelembagaan.
Praktik ini dilakukan untuk menghindari regulasi pemerintah, mulai dari alasan menganggap kebijakan merugikan hingga upaya menutupi aktivitas ilegal.
Sementara itu, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) membagi shadow economy menjadi empat kategori: produksi bawah tanah, produksi ilegal, sektor informal, dan produksi rumah tangga.
Dalam Buku Nota Keuangan II Tahun Anggaran 2026, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah akan memperketat pengawasan terhadap sektor-sektor yang rentan terhadap praktik shadow economy.
“Pemerintah akan fokus mengawasi sektor-sektor dengan aktivitas shadow economy yang tinggi seperti perdagangan eceran, makanan dan minuman, perdagangan emas, serta perikanan,” kata Sri Mulyani.
Tantangan Pengawasan Sektor Informal
Pemerintah menilai masih banyak pelaku usaha kecil hingga menengah yang belum memiliki izin resmi, tidak tercatat dalam sistem, dan masih mengandalkan transaksi tunai sehingga sulit dilacak. Kondisi ini membuat kontribusi mereka terhadap penerimaan negara belum optimal.
Dengan demikian, strategi pajak 2026 akan menitikberatkan pada pengawasan ketat terhadap sektor informal untuk memperluas basis pajak dan meningkatkan penerimaan negara.
Target Penerimaan Negara 2026
Sebagai informasi, pemerintah menetapkan target pendapatan negara 2026 sebesar Rp 3.147,7 triliun, naik 9,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penerimaan perpajakan tetap menjadi penyumbang terbesar dengan target Rp 2.692 triliun.
Pajak: Rp 2.357,7 triliun
Kepabeanan dan Cukai: Rp 334,3 triliun
PNBP: Rp 455 triliun
Target penerimaan pajak tahun depan sendiri diproyeksikan melonjak 13,5 persen dibandingkan 2025, sehingga pengawasan sektor shadow economy dinilai krusial dalam pencapaiannya.