SOALINDONESIA–SIDOARJO Proses evakuasi korban runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, masih terus berlangsung. Memasuki hari keenam pencarian pada Sabtu (4/10), jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 20 orang, sementara 104 lainnya selamat dari total 124 korban yang tercatat.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, yang bertindak sebagai On Scene Coordinator (OSC) dalam operasi ini, menyampaikan bahwa proses evakuasi masih mengalami berbagai hambatan, terutama karena korban berada di bawah timbunan material reruntuhan yang berat.
“Hingga saat ini, total jumlah korban mencapai 124, dengan rincian 104 orang selamat dan 20 meninggal dunia. Dari 20 korban tewas, baru 5 orang yang berhasil diidentifikasi, sementara **15 lainnya masih dalam proses identifikasi,” ujar Nanang kepada media.
Korban Dibawa ke RS Bhayangkara untuk Identifikasi
Korban yang telah ditemukan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya, tempat tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur bekerja untuk melakukan identifikasi terhadap jenazah.
Nanang menjelaskan, evakuasi dilakukan secara ekstra hati-hati mengingat kondisi struktur bangunan yang sangat rapuh dan penuh puing berat.
“Tim SAR perlu mengangkat puing-puing reruntuhan, memotong rangka-rangka, baru kemudian bisa mengevakuasi korban dari timbunan material,” ungkapnya.
Daftar Korban yang Sudah Teridentifikasi
Berdasarkan data resmi dari laman Tanggap Darurat Sidoarjo, berikut adalah 5 korban meninggal yang telah berhasil diidentifikasi:
1. Muhammad Alfan Ibrahimavic
2. Mochammad Mashudulhaq
3. Muhammad Soleh
4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas
5. Moch. Agus Ubaidillah
Fokus Pencarian di Area Reruntuhan Terberat
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan warga sekitar masih fokus mencari kemungkinan korban yang tertimbun di area musala yang paling parah terdampak. Alat berat dikerahkan untuk membantu mengangkat puing-puing, namun tetap mengutamakan keselamatan personel dan integritas jenazah korban.
Pencarian dilakukan siang dan malam dengan sistem bergiliran untuk menghindari kelelahan tim di lapangan.
Duka dan Dukungan untuk Ponpes Al Khoziny
Insiden ini mengguncang masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya. Sejumlah tokoh agama, pejabat daerah, hingga Menteri Sosial telah menyampaikan belasungkawa mendalam serta meninjau langsung lokasi kejadian.
Pemerintah daerah juga telah membuka posko bantuan dan trauma healing bagi santri dan keluarga korban.
Latar Belakang Kejadian
Musala Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin malam, 30 September 2024, ketika sejumlah santri tengah melakukan kegiatan ibadah. Dugaan sementara penyebab robohnya bangunan adalah struktur bangunan yang tidak kuat menahan beban atap saat hujan deras, namun penyelidikan resmi masih berlangsung.
Upaya Lanjutan dan Koordinasi
Nanang Sigit menegaskan bahwa evakuasi akan terus dilakukan sampai lokasi benar-benar dinyatakan aman dan bersih dari korban.
“Kami berkomitmen untuk menuntaskan proses ini secepat mungkin, tetapi tetap dengan kehati-hatian tinggi agar tidak menimbulkan risiko baru,” katanya.
Himbauan untuk Warga dan Relawan
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengimbau masyarakat untuk tidak berkerumun di sekitar lokasi kejadian guna mempermudah akses tim penyelamat. Sementara bagi warga yang ingin memberikan bantuan, diarahkan melalui posko resmi yang dikelola BPBD dan Dinsos.