SOALINDONESIA–JAKARTA Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, akhirnya buka suara terkait kunjungan mantan Menpora Roy Suryo dan aktivis kesehatan dr Tifa ke makam kakek dan neneknya di Karanganyar, Solo, Jawa Tengah.
Dalam pernyataan resminya, Gibran menyampaikan terima kasih atas perhatian kedua tokoh tersebut yang telah meluangkan waktu untuk berziarah dan mendoakan orang tua dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Saya atas nama pribadi dan keluarga, mengucapkan terima kasih atas perhatian Pak Roy Suryo dan Ibu dr Tifa yang sudah sengaja datang melakukan ziarah kubur dan mendoakan Kakek Nenek kami tercinta yang telah tiada,” ujar Gibran kepada wartawan, Jumat (10/10).
Makam Keluarga, Tapi Terbuka untuk Siapa Pun
Gibran menegaskan bahwa makam yang diziarahi Roy dan Tifa adalah makam keluarga besar Presiden Jokowi. Meski demikian, ia menyatakan siapa pun dipersilakan untuk berziarah, selama dilakukan dengan niat baik dan penuh hormat.
“Makam tersebut adalah makam keluarga. Siapa pun boleh melakukan ziarah kubur dan mendoakan Alm. Kakek dan Almh. Nenek kami,” tambah Gibran.
Video Ziarah Roy Suryo dan dr Tifa Viral, Picu Spekulasi
Sebelumnya, video kedatangan Roy Suryo dan dr Tifa ke kompleks pemakaman keluarga Jokowi viral di media sosial. Dalam video itu, keduanya tidak hanya berziarah, tetapi juga menyampaikan pernyataan yang memicu kontroversi.
Dr Tifa dalam video tersebut mengklaim bahwa ia menerima informasi dari warga setempat bahwa almarhumah Sudjiatmi Notomihardjo, yang selama ini dikenal sebagai ibu kandung Presiden Jokowi, bukanlah ibu kandung, melainkan ibu tiri atau angkat.
Selain itu, ia menyoroti perbedaan tahun kelahiran antara ayah Jokowi, Widjiatno Notomihardjo, yang disebut lahir tahun 1940, dan Jokowi yang lahir tahun 1961. Tifa menyatakan adanya kejanggalan karena sang ayah disebut baru berusia 19 tahun saat Jokowi lahir.
Gibran Pilih Merespons Dengan Tenang
Alih-alih terpancing dengan spekulasi dan dugaan yang beredar, Gibran memilih merespons dengan tenang dan santun. Ia menolak memperkeruh suasana dengan debat terbuka, dan justru membuka ruang bagi siapa pun yang ingin mendoakan keluarganya.
Sikap Gibran ini menuai pujian di media sosial, dinilai sebagai bentuk kedewasaan dalam menyikapi isu sensitif yang menyangkut privasi keluarga.
Respons Publik: Antara Kritik dan Etika
Aksi Roy dan dr Tifa menuai reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian menilai langkah mereka sebagai upaya mencari perhatian dan tidak etis, terutama karena melibatkan makam keluarga dan spekulasi terhadap garis keturunan seseorang.
Di sisi lain, pendukung mereka beralasan bahwa ziarah adalah hak setiap warga negara dan pernyataan mereka sah sebagai bagian dari kebebasan berekspresi.
Belum Ada Tanggapan dari Istana atau Presiden Jokowi
Hingga berita ini diturunkan, Presiden Jokowi belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait video viral maupun ziarah tersebut. Pihak Istana juga belum memberikan respons atas klaim-klaim yang disampaikan dalam video tersebut.
Namun, sejumlah tokoh masyarakat dan akademisi telah menyuarakan bahwa isu asal-usul pribadi tidak pantas dijadikan konsumsi publik, apalagi menjelang tahun-tahun awal pemerintahan baru.
Kesimpulan
Wapres Gibran telah memberi pernyataan resmi dan mengajak publik untuk berfokus pada hal positif, serta menghormati mendiang kakek-neneknya. Ia tidak menanggapi spekulasi yang berkembang, dan memilih menjaga suasana tetap sejuk.
“Mari saling mendoakan, bukan saling mencurigai,” tulis salah satu warganet dalam komentar menanggapi pernyataan Gibran di platform X (dulu Twitter).