SOALINDONESIA–JAKARTA Sebagai pengelola 24% blok minyak dan gas (migas) nasional, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MMBOEPD) hingga Agustus 2025. Produksi tersebut terdiri dari 556 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan 2,8 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD).
Capaian ini memperkuat posisi PHE sebagai tulang punggung utama Subholding Upstream Pertamina dalam mendukung Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya target swasembada energi nasional.
“Subholding Upstream Pertamina tidak hanya menjaga stabilitas produksi migas nasional, tetapi juga melakukan ekspansi, inovasi, serta transformasi menuju operasi yang lebih berkelanjutan dalam mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Hermansyah Y. Nasroen, Selasa (21/10/2025).
Aktivitas Hulu Meningkat Tajam
Peningkatan produksi PHE didukung oleh aktivitas hulu yang masif sepanjang 2025. Hingga Agustus, Subholding Upstream mencatat:
580 sumur eksploitasi berhasil dibor,
836 sumur menjalani kegiatan workover, dan
25.514 sumur dilakukan layanan well services.
Selain menjaga laju produksi, PHE juga aktif memperkuat cadangan energi nasional melalui kegiatan eksplorasi dan survei. Subholding ini telah menyelesaikan Survei Seismik 3D sepanjang 652 kilometer persegi (km²) serta pengeboran 15 sumur eksplorasi di berbagai wilayah kerja.
Dari hasil tersebut, PHE berhasil menambah sumber daya 2C (contingent resources) sebesar 804 juta barel setara minyak (MMBOE) dan cadangan terbukti (P1) sebesar 105 juta barel setara minyak (MMBOE).
Strategi Optimasi Portofolio dan Inovasi Teknologi
Menurut Hermansyah, pencapaian tersebut merupakan hasil dari strategi optimasi portofolio, akselerasi pengeboran, serta implementasi teknologi peningkatan produksi (enhanced recovery) pada lapangan eksisting.
“Dengan strategi ini, PHE menegaskan perannya sebagai tulang punggung ketahanan energi nasional sekaligus kontributor signifikan dalam mendukung transisi energi Indonesia,” ujarnya.
PHE juga menekankan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan produksi berkelanjutan dan komitmen terhadap keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan.
“Kami berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan produksi berkelanjutan, sekaligus memastikan aspek keselamatan dan lingkungan tetap menjadi prioritas utama,” tegas Hermansyah.
Proyek Strategis Dukung Peningkatan Produksi
Sejumlah proyek strategis Subholding Upstream Pertamina yang akan memperkuat produksi dan cadangan nasional antara lain:
Pengembangan Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) EP,
Proyek Sisi Nubi,
Proyek CEOR Lapangan Minas Area A Stage-1, dan
Proyek Lapangan OO-OX PHE ONWJ.
Proyek-proyek tersebut ditargetkan rampung secara bertahap mulai akhir 2025 hingga 2026 dan diharapkan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan lifting migas nasional.
Eksplorasi dan Peluang New Venture
Selain memperkuat basis produksi eksisting, PHE juga tengah melakukan evaluasi peluang new venture melalui sejumlah joint study dan inisiatif proyek eksplorasi baru. Langkah ini dilakukan untuk memperluas portofolio wilayah kerja dan menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional di masa depan.
“Dengan kegiatan eksplorasi yang masif dan agresif, kami proyeksikan akan menambah portofolio wilayah kerja baru yang memperkuat posisi Subholding Upstream Pertamina di industri migas nasional maupun global,” kata Hermansyah.
Dengan capaian ini, PHE terus menunjukkan perannya sebagai motor penggerak utama sektor hulu migas Indonesia, yang tak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada keberlanjutan, efisiensi, dan ketahanan energi jangka panjang.











