SOALINDONESIA–JAKARTA Badan Gizi Nasional (BGN) menutup sementara operasional dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan, Jakarta Barat, menyusul dugaan keracunan yang dialami 20 siswa SDN 01 Meruya Selatan setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (29/10).
Langkah penutupan ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan higienitas pangan dalam program nasional MBG yang menjadi salah satu prioritas pemerintah.
“Kami ditutup sementara sampai hasil Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah) keluar. Kami juga tetap mengikuti SOP (standar operasional prosedur) keamanan pangan dari BGN,” ujar Kepala SPPG Meruya Selatan, Satria Jayaputra, di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Program MBG di Sekolah Dihentikan 10 Hari
Sebagai langkah antisipasi, pihak SDN 01 Meruya Selatan juga menghentikan sementara pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama 10 hari ke depan.
“Jadi, untuk sementara itu memang diberhentikan kurang lebih 10 hari,” kata Wakil Kepala SDN 01 Meruya Selatan, Nur Syamsiyah.
Nur menjelaskan, meski 20 siswa mendapat perawatan medis usai menyantap menu MBG produksi SPPG Meruya Selatan, pihak sekolah belum dapat memastikan bahwa kejadian tersebut merupakan keracunan makanan.
“Masih dalam proses penyelidikan. Jadi, sampai saat ini kita juga tidak bisa memvonis itu keracunan atau tidak, karena memang hasil belum kami terima,” ujarnya.
Kronologi Dugaan Keracunan
Kasus ini bermula ketika 20 siswa SDN 01 Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat, mengalami gejala mual dan pusing usai menyantap menu MBG pada Rabu (29/10). Menu tersebut terdiri dari mi, telur kecap, puding, dan beberapa item lainnya.
“Indikasi keracunan terlihat saat 20 orang anak menunjukkan gejala mual dan pusing usai menyantap menu MBG,” kata Kepala SDN 01 Meruya Selatan, Siti Sofyatun.
Dari total 20 siswa yang terdampak, tujuh di antaranya sempat dirujuk ke RSUD Kembangan, sementara 13 siswa lainnya ditangani oleh petugas medis di sekolah karena gejalanya tergolong ringan.
“Tujuh yang ke RSUD, karena waktu itu Puskesmas Kembangan lagi penuh. Jadi, akhirnya kami disarankan ke RSUD Kembangan. Yang di sekolah, 13 anak itu ditangani sama dokter. Artinya tak parah,” jelas Siti.
Kendati hasil pemeriksaan laboratorium belum keluar, Siti menduga penyebabnya berasal dari salah satu komponen menu, kemungkinan mi atau puding.
“Kita belum bisa memastikan, tapi dugaan sementara mungkin dari mi atau puding,” tambahnya.
Kondisi Siswa Kini Stabil
Pihak sekolah memastikan bahwa seluruh siswa yang sempat mengalami gejala kini sudah dalam kondisi stabil dan kembali bersekolah keesokan harinya.
“Anak-anak sudah kembali beraktivitas seperti biasa setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan ringan,” ujar Siti.
Pemeriksaan dan Evaluasi BGN
Badan Gizi Nasional saat ini tengah melakukan penyelidikan menyeluruh, termasuk pengambilan sampel makanan, bahan baku, dan air dari dapur SPPG Meruya Selatan untuk diuji di Labkesda DKI Jakarta.
Selain itu, BGN juga akan melakukan evaluasi prosedur sanitasi dan distribusi menu MBG untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.
“Kami menunggu hasil uji laboratorium untuk menentukan langkah selanjutnya. Prinsipnya, keselamatan dan keamanan pangan peserta program adalah prioritas utama,” kata Satria.
Program MBG Jadi Sorotan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan pemerintah yang bertujuan meningkatkan gizi anak-anak sekolah dasar di seluruh Indonesia. Namun, kejadian di Meruya Selatan ini menjadi peringatan penting bagi pelaksana program untuk memperkuat standar keamanan pangan di seluruh dapur penyedia MBG.
BGN menegaskan, program MBG tetap akan berjalan secara nasional, dengan pengawasan ketat dan peningkatan pelatihan penjamah makanan di setiap daerah.











