Menu

Mode Gelap

News · 8 Okt 2025 00:43 WITA

Dirut Pertamina: Penggabungan Tiga Anak Usaha Ditargetkan Rampung Akhir 2025


 Dirut Pertamina: Penggabungan Tiga Anak Usaha Ditargetkan Rampung Akhir 2025 Perbesar

SOALINDONESIA–JAKARTA Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri memastikan bahwa proses penggabungan tiga anak usaha milik Pertamina — yakni Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional, dan Pertamina International Shipping — masih berjalan dan diproyeksikan tuntas sebelum akhir Desember 2025.

“Jadi kita tentunya minta arahan dan laporkan ke Danantara. Jadi prosesnya masih berjalan, memang kita targetnya sebelum akhir Desember 2025 sudah restrukturisasi, mudah-mudahan sudah eksekusi,” ujar Simon saat ditemui di Kompleks Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Selain itu, Simon mengungkap bahwa Pertamina juga tengah mengurus pelepasan Pelita Air dan lini bisnis non-inti (di luar migas). Menurut dia, proses itu juga berjalan paralel dan ditargetkan selesai dalam waktu dekat.

“Untuk yang lain, kita semua kajian dan meeting dengan Danantara, dengan pihak-pihak yang terkait sudah sambil berjalan juga semua. Termasuk yang insurance, sambil jalan.”

“Kalau memang bisa terkejar sebelum 2025 (berakhir), mungkin lebih cepat. Jadi sudah paralel semua sekarang,” tambahnya.

Namun, ketika ditanya apakah Pertamina akan melepas 100 persen saham Pelita Air, ia belum memastikan:

“Mekanismenya nanti kita lihat,” ungkap Simon.

READ  Kasus Keracunan Massal, BGN Tutup 40 Dapur Program Makan Bergizi Gratis

Merger Pelita Air dengan Garuda, Fokus ke Bisnis Inti

Simon juga menyebut bahwa Pertamina sedang menjajaki penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia. Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi agar Pertamina dapat fokus pada bisnis inti migas dan energi terbarukan.

“Kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia,” tutur Simon melalui pernyataan yang dikutip Antara.

Linimasa konsolidasi ini dirancang agar unit usaha non‑inti, seperti asuransi, layanan kesehatan, hospitality, dan Patra Jasa, dapat dikelola dalam grup atau dikonsolidasikan sesuai klaster sejenis di bawah koordinasi Danantara.

Motivasi dan Sinergi Korporasi

Menurut Pertamina, penggabungan ini bukan sekadar aksi korporasi, melainkan bagian dari upaya memperkuat operasional hilir dan efisiensi finansial:

Dengan menyatukan aktivitas hilir — dari kilang, distribusi, hingga pengiriman — diharapkan biaya operasional menjadi lebih efisien.

Konsolidasi akan memberi ruang bagi manajemen untuk lebih fokus mengelola risiko rantai pasok dan rantai distribusi migas.

Penggabungan juga mendapat dukungan dari DPR, khususnya Komisi VI, yang menilai inisiatif tersebut selaras dengan peta jalan perusahaan BUMN di bawah manajemen Danantara.

READ  Shell Cs Setuju Beli BBM Lewat Pertamina, Bahlil: Syaratnya Base Fuel

Komisi VI DPR diketahui memberi dukungan terhadap rencana integrasi tiga subholding Pertamina sebagai bentuk penyelarasan kebijakan BUMN dan efisiensi dalam pengelolaan bisnis inti.

Risiko, Tantangan, dan Kritik

Walaupun rencana besar ini punya potensi manfaat, ada sejumlah tantangan dan kritik yang muncul:

1. Jangka Waktu dan Kompleksitas Prosedur

Meskipun target akhir 2025 disebutkan, penggabungan tiga subholding ini kemungkinan akan berjalan bertahap. Beberapa sumber menyebut bahwa tahap finalisasi bisa meleset ke Oktober 2026.

2. Kasus Hukum Anak Usaha Terkait

Sejumlah anak usaha Pertamina, termasuk Patra Niaga dan Pertamina International Shipping, tengah menjadi subjek kasus hukum mengenai dugaan korupsi dalam pengadaan dan kontrak pengiriman minyak.

Integrasi ini harus memperhatikan risiko hukum agar konsolidasi tidak berujung pada beban tanggung jawab yang saling silang.

3. Resistensi Stakeholder Non-Migas

Rencana merger Pelita Air dengan Garuda telah menuai penolakan dari sejumlah pihak. Misalnya, fraksi PAN di DPR menolak keras gagasan tersebut karena takut Pelita Air yang relatif sehat akan “tergerus” budaya dan masalah Garuda.

Pengamat penerbangan juga menyebut merger maskapai dapat menghapus identitas brand dan merusak struktur kompetisi sektor.

READ  Isu Surpres Pergantian Kapolri Menguat, DPR Bantah Sudah Terima Surat Presiden

4. Kebutuhan Sinkronisasi BUMN & Danantara

Karena transformasi ini berada dalam kerangka konsolidasi BUMN di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), keberhasilan akan sangat tergantung pada koordinasi kebijakan antara Pertamina, Danantara, dan instansi terkait.

5. Kepastian Mekanisme dan Nilai Ekonomi

Belum jelas sejauh mana mekanisme penggabungan akan dilakukan (merger penuh, akuisisi, pengalihan saham) dan bagaimana pembagian nilai antar pihak. Hal ini menjadi titik yang perlu mendapat kepastian agar tidak menimbulkan pro dan kontra internal.

Kesimpulan

Pernyataan Simon Aloysius Mantiri menegaskan bahwa Pertamina berada dalam fase transisi strategis: mewujudkan konsolidasi bisnis hilir dan merapikan lini usaha nonintinya.

Jika proses berjalan sesuai rencana, integrasi anak usaha dan spin-off non-migas dapat meningkatkan efisiensi, memperkuat fokus bisnis inti, dan mendukung sinergi usaha BUMN di era Danantara. Namun, jalan restrukturisasi ini masih penuh tantangan legal, teknis, dan kepentingan.

Publik dan stakeholder akan memantau ketat implementasi dan dampak dari penggabungan ini, terutama terkait kontinuitas layanan migas, beban korporasi baru, dan dampak terhadap bisnis non-migas seperti Pelita Air.

Artikel ini telah dibaca 2 kali

Baca Lainnya

Kejagung Pastikan Penyidikan Kasus Korupsi Laptop Chromebook Tetap Berjalan Meski Nadiem Dibantarkan

8 Oktober 2025 - 15:14 WITA

KPK Dalami Dugaan Korupsi Kuota Haji 2024, Periksa Dua Saksi dari Pemerintah dan Swasta

8 Oktober 2025 - 15:05 WITA

Kemenhaj Imbau Waspada Tawaran ‘Haji Tanpa Antre’, Masyarakat Diminta Tak Tergiur Janji Palsu

8 Oktober 2025 - 14:59 WITA

Warga Sekitar Titik Radiasi Cesium‑137 di Cikande Bakal Direlokasi, KLH: Hingga Proses Dekontaminasi Selesai

8 Oktober 2025 - 00:52 WITA

KPK Dalami Diskresi Kuota Haji 2024: Eks Bendum Amphuri Dipanggil Ulang

8 Oktober 2025 - 00:34 WITA

KPK Ungkap Dugaan Jual Beli Kuota Petugas Haji: Kuota Khusus “Disewakan” ke Calon Jemaah

8 Oktober 2025 - 00:27 WITA

Trending di News