SOALINDONESIA–JAKARTA Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebesar 20 persen. Usai ditetapkan pekan lalu, ribuan petani dilaporkan langsung menebus pupuk di kios-kios di berbagai daerah.
Sekretaris Jenderal Kementan, Ali Jamil, menyatakan penurunan HET pupuk subsidi sejalan dengan perbaikan tata kelola distribusi pupuk yang kini lebih sederhana, transparan, dan efisien. Sebelumnya, pemerintah juga memangkas 145 aturan terkait distribusi pupuk subsidi.
“Dulu tata kelola pupuk terlalu birokratis, sekarang lebih sederhana, transparan, dan efisien. Harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi turun hingga 20 persen, dan distribusinya langsung ke titik serah di tingkat petani,” ujar Ali, dikutip dari keterangan resmi.
Respons Positif Petani
Direktur Pupuk, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Jekvy Hendra, mengatakan penurunan HET pupuk subsidi langsung direspons positif oleh petani.
“Sejak penurunan harga diumumkan pada 22 Oktober, penebusan pupuk melonjak hingga 72–78 ribu petani per hari. Ini menandakan kepercayaan petani kembali tumbuh,” jelasnya.
PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan stok pupuk subsidi cukup. Per 26 Oktober 2025, jumlahnya mencapai 1,07 juta ton, atau bisa memenuhi kebutuhan 43 hari ke depan.
Sejarah Baru bagi Pertanian Indonesia
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan kebijakan penurunan harga pupuk merupakan arahan langsung Presiden Prabowo Subianto, yang ingin meringankan beban petani.
“Itu kan perintah Presiden. Presiden sayang petani, makanya harga pupuk diturunkan,” ucap Mentan Amran, Rabu (29/10/2025).
Menurut Amran, penurunan harga 20 persen merupakan tonggak sejarah baru bagi pertanian Indonesia. Ia menambahkan, pemerintah juga berencana membangun tujuh pabrik pupuk baru, dan lima di antaranya akan diresmikan Presiden sebelum 2029.
Kepala Staf Kepresidenan Apresiasi Langsung
Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, menyampaikan apresiasi setelah melihat langsung kebahagiaan petani di lapangan.
“Selain menghadiri panen kedelai, saya diajak mendadak oleh Pak Menteri Amran melihat kondisi kios pupuk. Ini benar-benar impromptu, spontan. Dan ternyata hari ini terbukti harga turun di sini 20 persen,” kata Qodari.
Ia menekankan, kebijakan penurunan harga yang diputuskan di Jakarta beberapa hari lalu telah diimplementasikan dengan baik di lapangan, termasuk di Kotabumi, Lampung.
“Keputusan dibuat di Jakarta, implementasinya baru beberapa hari, tapi di Kotabumi sudah tereksekusi dengan baik. Kita tanya kepada distributor dan petani, turun harga pupuknya. Ini betul real di petani,” ungkapnya.











