SOALINDONESIA–JAKARTA Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah tegas menyusul lonjakan kasus keracunan massal yang terjadi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/9), Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang mengumumkan bahwa pihaknya telah menutup sementara 40 dapur MBG yang terbukti melanggar standar operasional prosedur (SOP) keamanan pangan.
“Dari 45 dapur yang tidak sesuai aturan, 40 dapur kami tutup untuk batas waktu yang tidak kami tentukan,” tegas Nanik.
Penutupan dilakukan usai investigasi internal BGN menemukan pelanggaran serius yang mengancam kesehatan ribuan penerima manfaat, khususnya anak-anak sekolah. Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen BGN terhadap keamanan pangan, sekaligus merespons tingginya angka korban yang dilaporkan dalam dua bulan terakhir.
Ultimatum BGN: Satu Bulan Lengkapi Tiga Sertifikat atau Ditutup Permanen
Selain penutupan dapur bermasalah, BGN juga mengirimkan surat resmi kepada seluruh mitra penyedia MBG, meminta mereka untuk segera melengkapi tiga syarat utama:
1. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS)
2. Sertifikat Halal
3. Sertifikat Kelayakan Air Bersih
Mitra yang gagal memenuhi persyaratan dalam waktu 30 hari ke depan akan dikenai sanksi berupa penghentian operasional secara permanen.
“Kalau dalam waktu sebulan tidak punya tiga sertifikat itu, kami akan menutup,” ujar Nanik.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh kontrak kemitraan dalam program MBG hanya berlaku satu tahun dan dapat dihentikan secara sepihak jika ditemukan pelanggaran berat yang berpotensi membahayakan masyarakat.
“Kami tidak akan main-main dengan kesehatan anak. Akibat dari 45 dapur ini, sekarang 9.400 yang lain bisa jadi terancam,” lanjutnya.
Kasus Keracunan Tembus 4.711 Orang, Jawa Tertinggi
Data BGN mencatat lonjakan signifikan kasus keracunan makanan yang terjadi dalam program MBG sejak Agustus hingga September 2025. Hingga 22 September 2025, tercatat total korban mencapai 4.711 orang, dengan sebaran tertinggi di wilayah Pulau Jawa sebanyak 2.606 kasus.
Kondisi terparah terjadi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, di mana ratusan siswa mengalami keracunan massal setelah menyantap makanan MBG yang dibagikan di sekolah-sekolah wilayah Kecamatan Cipongkor. Pemerintah Kabupaten setempat bahkan telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Evaluasi Menyeluruh dan Pengawasan Ketat Diperintahkan
Menanggapi situasi darurat ini, BGN menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh dapur dan mitra program MBG. Selain itu, pengawasan lapangan akan ditingkatkan, termasuk inspeksi mendadak dan audit berkala yang dibantu oleh Dinas Kesehatan serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Kami tidak bisa toleransi lagi. Kesehatan anak-anak adalah prioritas utama kami,” kata Nanik.
Program Strategis Nasional Diuji oleh Kecerobohan Mitra
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu program prioritas nasional yang dirancang untuk mengatasi stunting, meningkatkan gizi anak, dan menunjang prestasi pendidikan. Namun, serangkaian insiden keracunan ini menjadi tamparan keras terhadap pengawasan kualitas pelaksanaannya.
Pemerintah pusat diminta segera memperketat standarisasi dan sertifikasi mitra penyedia, serta memastikan setiap elemen rantai pasok — dari dapur hingga distribusi — menjalankan prinsip keamanan pangan secara konsisten.
Penutup
Langkah tegas BGN dalam menutup 40 dapur bermasalah menjadi sinyal kuat bahwa standar kesehatan dan keselamatan dalam program-program publik tidak bisa ditawar.
Dengan waktu satu bulan untuk pembenahan, masa depan program MBG kini bergantung pada komitmen dan integritas para mitra penyedia.