Menu

Mode Gelap

News · 11 Okt 2025 02:16 WITA

Kejagung Tegaskan Tak Ada Istilah “Oplosan” dalam Kasus Korupsi Minyak, Hanya “Blending” BBM


 Kejagung Tegaskan Tak Ada Istilah “Oplosan” dalam Kasus Korupsi Minyak, Hanya “Blending” BBM Perbesar

SOALINDONESIA–JAKARTA Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung) menegaskan bahwa tidak terdapat praktik “oplosan” bahan bakar minyak (BBM) dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang. Hal ini ditegaskan langsung oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna, kepada wartawan pada Jumat (10/10).

“Jadi memang gini, tidak ada istilah oplosan sekarang sebetulnya, kan blending-an,” ujar Anang.

Penjelasan Soal Blending BBM

Anang menjelaskan bahwa dalam proses penyidikan, ditemukan adanya praktik blending antara BBM beroktan rendah seperti RON 88 dengan BBM beroktan lebih tinggi seperti RON 92. Hasil blending tersebut kemudian dijual dengan harga lebih rendah dibandingkan standar pasar.

READ  Kejagung Sentil 12 Tokoh Antikorupsi Pengaju Amicus Curiae untuk Nadiem Makarim: “Korupsi adalah Kejahatan Luar Biasa”

“Ibaratnya blending-an dari RON 88 atau RON 92 yang memang dijual dengan harga di bawah, ya bahkan price, ya kan di situ. Di situ kan ada (beberapa perusahaan minyak asing) dan dia termasuk ya yang diuntungkan, ada diperlakukan istimewa,” jelasnya lebih lanjut.

Anang menegaskan bahwa secara teknis, praktik tersebut bukanlah oplosan yang terkesan ilegal, melainkan bagian dari proses pengolahan yang dikenal sebagai blending dalam industri migas.

“Istilahnya bukan oplosan, blending-an dan memang secara teknis memang begitu. Tidak ada istilah oplosan, blending,” imbuhnya.

18 Tersangka, Kerugian Negara Capai Rp 285 Triliun

Dalam kasus ini, Kejagung telah menetapkan 18 orang sebagai tersangka, di mana tiga di antaranya sudah memasuki tahap persidangan. Mereka adalah:

READ  Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Poso, 1 Orang Meninggal dan Puluhan Rumah Rusak

Riva Siahaan, mantan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga

Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga periode 2023–2025

Edward Corne, mantan VP Trading Operations

Ketiganya didakwa menyebabkan kerugian negara yang mencapai total sekitar Rp 285 triliun, dengan rincian sebagai berikut:

Rincian Kerugian Keuangan Negara

Kerugian dari pengadaan impor produk kilang/BBM:

USD 5.740.532,61

Kerugian dari penjualan solar non-subsidi (2021–2023):

Rp 2.544.277.386.935

Total kerugian keuangan negara (gabungan):

USD 2.732.816.820,63 (setara Rp 45,23 triliun)

dan

Rp 25.439.881.674.368,30 (sekitar Rp 25,4 triliun)

“Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan investigasi dalam rangka perhitungan kerugian keuangan negara atas tata kelola minyak mentah dan produk kilang,” kata jaksa dalam sidang.

READ  Dirut PT Orbit Terminal Merak, Gading Ramadhan Joedo, Jalani Pemeriksaan di KPK Terkait Korupsi Minyak Mentah Rp 285 Triliun

Kerugian Lainnya

Selain kerugian langsung keuangan negara, jaksa juga mencatat:

Kerugian perekonomian negara:

Rp 171.997.835.294.293

akibat kemahalan harga pengadaan BBM yang membebani perekonomian.

Illegal gain (keuntungan ilegal):

USD 2.617.683.340,41 (setara Rp 43,3 triliun)

diperoleh dari selisih harga impor BBM yang melebihi kuota dan harga perolehan domestik.

Pasal yang Dilanggar

Atas perbuatannya, Riva dkk dijerat dengan:

Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor)

juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

Baca Lainnya

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Temui Pimpinan Muhammadiyah, Bahas Izin Usaha Pertambangan

10 Oktober 2025 - 23:59 WITA

Ketua Baleg DPR RI Bob Hasan: Karakter Pancasila Harus Jadi Fondasi Pembangunan Nasional

10 Oktober 2025 - 23:34 WITA

Wapres Gibran Tanggapi Roy Suryo dan dr Tifa Ziarah ke Makam Kakek-Neneknya

10 Oktober 2025 - 21:20 WITA

Soal Eksekusi Silfester Matutina, Kejagung Minta Bantuan Hadirkan ke Jaksa

10 Oktober 2025 - 21:10 WITA

Teror Bom Guncang Sekolah Internasional di Jakarta dan Tangsel, Polisi Pastikan Nihil Ancaman

10 Oktober 2025 - 21:01 WITA

Inklusi Keuangan RI Tembus 92,74%, Tapi Literasi Masih Rendah: Airlangga Soroti Gap 26%

10 Oktober 2025 - 20:21 WITA

Trending di News