SOALINDONESIA–JAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap politikus PDIP, Yoseph Aryo Adhi Dharmo, Senin (15/9). Yoseph akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pembangunan jalur kereta api di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
“KPK menjadwalkan pemeriksaan saksi dugaan tindak pidana korupsi (TPK) terkait pembangunan jalur kereta api di lingkungan DJKA Wilayah Jawa Timur,” kata juru bicara KPK, Budi Prasetyo, kepada wartawan.
Budi belum merinci materi pemeriksaan maupun kepastian kehadiran Yoseph. Hingga kini, baik Yoseph maupun PDIP belum memberikan komentar terkait pemanggilan tersebut.
Dua Saksi Lain Ikut Dipanggil
Selain Yoseph, KPK juga memanggil dua saksi lainnya, yakni Linawati, staf di Koordinator Pengadaan Transportasi Darat dan Kereta Api Kemenhub, serta Zulfikar Tantowi, Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa pada Biro LPPBMN.
“Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK,” jelas Budi.
Sudah Pernah Diperiksa Sebelumnya
Yoseph Aryo Adhi Dharmo, yang kini menjabat sebagai Kepala Sekretariat DPP PDIP, sebelumnya sudah pernah dimintai keterangan oleh KPK pada Rabu (4/9/2024). Saat itu, ia diperiksa dalam kapasitasnya sebagai Wakil Sekjen Bidang Kesekretariatan DPP PDIP.
Dalam pemeriksaan tersebut, penyidik menggali informasi mengenai dugaan pengaturan lelang dan fee proyek pembangunan jalur kereta api.
Kasus Juga Seret Nama Hasto Kristiyanto
Sebelumnya, KPK juga memanggil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai saksi pada Selasa (20/8/2024). Hasto menjelaskan pemanggilan dirinya terkait kapasitas sebagai Sekretaris Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019.
Menurut Hasto, ada pertemuan antara Yoseph Aryo Adhi Dharmo dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Belakangan, komunikasi juga terjadi antara Yoseph dengan Harno Trimadi, Direktur Prasarana Perkeretaapian DJKA, yang kemudian terjaring OTT KPK pada April 2023.
“Setelah pertemuan itu ada penugasan terhadap Bapak Harno yang saat itu menjadi Kepala Biro. Lalu Saudara Adhi Dharmo mengirimkan handphone saya kepada Bapak Harno. Itu lah asal muasal mengapa saya dipanggil sebagai saksi,” ujar Hasto kala itu.
Budi Karya hingga kini belum memberikan tanggapan terkait penyebutan namanya dalam perkara ini.