SOALINDONESIA–JAKARTA Kesejahteraan guru honorer menjadi isu utama yang disampaikan perwakilan mahasiswa dalam dialog bersama pemerintah di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (4/9) malam.
Dialog tersebut dihadiri puluhan organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan yang menjadi wadah generasi muda menyampaikan aspirasi langsung kepada pemerintah.
Muhammad Raihan dari Aliansi BEM Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) Nasional menegaskan, nasib guru honorer harus menjadi prioritas kebijakan negara.
“Karena kami bergerak di pendidikan, jadi kesejahteraan guru honorer terutama,” ujar Raihan saat tiba di kompleks Istana Kepresidenan, dikutip Antara.
Selain menyoroti guru honorer, Raihan juga meminta pemerintah membebaskan sejumlah mahasiswa yang masih ditahan pasca demonstrasi di Senayan. “Poin-poin sudah kami rangkum, semuanya hasil kajian dari Aliansi BEM PTNU Nasional,” tambahnya.
Ketua Presidium PP PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), Susana Florika Marianti Kandaimu, menekankan pentingnya pelibatan suara pemuda dalam mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Ia menilai penguatan sektor pendidikan, termasuk kesejahteraan guru, akan sangat menentukan kualitas generasi penerus bangsa.
“Momentum bonus demografi harus dikelola dengan baik agar anak muda bisa mengambil peran strategis di masa depan,” kata Susana.
Dialog malam itu diikuti 37 organisasi mahasiswa dan kepemudaan, antara lain BEM SI, KAMMI, GMNI, PMII, HMI, GMKI, KMHDI, hingga perwakilan kampus swasta dan sekolah tinggi.
Belum dipastikan apakah Presiden Prabowo Subianto sempat menyapa langsung para mahasiswa, karena di waktu yang sama ia menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Istiqlal, Jakarta.