SOALINDONESIA–JAKARTA Ratusan massa berpakaian serba putih menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (15/9). Mereka menyuarakan penolakan terhadap wacana reformasi Polri dan mendorong penggunaan istilah restorasi Polri.
Pantauan di lokasi sekitar pukul 14.34 WIB, massa membawa tiga spanduk besar dengan tulisan bernada penolakan. Salah satunya berbunyi “POLRI BUTUH PENGUATAN KAPASITAS, BUKAN PEROMBAKAN SISTEM”, serta tagar #TolakReformasiPolri dan #RestorasiPolri.
Aksi Damai, Dresscode Putih
Koordinator lapangan aksi, Abjan Said, menjelaskan bahwa pihaknya tidak menolak perbaikan Polri, namun menolak diksi “reformasi” yang dianggap berkonotasi perombakan total.
“Polri sudah mengalami reformasi saat berpisah dari TNI. Yang kami dorong adalah restorasi, istilah yang lebih humanis untuk memperkuat Polri,” kata Abjan dalam orasinya.
Ia menegaskan aksi ini murni dari mahasiswa dan masyarakat, tanpa afiliasi politik maupun pesanan pihak tertentu. Menurutnya, sekitar 600 orang hadir dalam aksi perdana ini.
“Kalau hari ini ada perbaikan di tubuh Polri, kami mendukung. Tapi gunakan diksi yang lebih tepat, lebih humanis, agar diterima masyarakat,” ujarnya.
Salah satu peserta aksi, Adelia Roentoe, menyebut massa berangkat konvoi dari Koramil Matraman menuju DPR RI. Ia menegaskan dresscode putih dipilih untuk menunjukkan aksi damai.
“Visi kita menyampaikan aspirasi tanpa anarkis, berdamai dengan TNI dan Polri, dengan hati dan jiwa yang sehat,” katanya.
Massa Membubarkan Diri
Sekitar pukul 15.08 WIB, massa mulai membubarkan diri usai menyampaikan orasi. Meski demikian, koordinator aksi memastikan gerakan ini akan berlanjut dengan jumlah massa yang lebih besar pada kesempatan berikutnya.